Jakarta (ANTARA) - Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) melakukan koordinasi dengan Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) sebagai upaya untuk memperbaiki prestasi Indonesia di cabang olahraga tenis meja, yang dinilai mengalami kemunduran selama lebih dari 10 tahun terakhir.

“ITTF berkomunikasi intensif dengan NOC Indonesia untuk memberikan masukan dan membantu menyelesaikan persoalan di tenis meja Indonesia,” kata Ketua Umum KOI Raja Sapta Oktohari, dikutip dari keterangan resmi KOI, Kamis.

Lebih lanjut, Okto mengatakan ITTF menyampaikan langsung kepada KOI bahwa mereka memberikan perhatian khusus dan sangat prihatin terhadap perkembangan tenis meja di Indonesia.

“Kami sangat membuka diri untuk bekerja sama dengan siapapun, terutama federasi internasional untuk menyelesaikan permasalahan olahraga yang terjadi di Indonesia," ujarnya.

Komunikasi tersebut juga menjadi dasar ITTF untuk melakukan kajian, dan secara khusus tenis meja Indonesia menjadi salah satu pembahasan di ITTF Council Meeting di Bangkok, 23 Agustus 2023.

Baca juga: Rossy Pratiwi prihatin dengan nasib tenis meja Indonesia

Menurut informasi KOI, ITTF akan mengambil keputusan terkait tenis meja Indonesia di General Assembly di Busan, Korea Selatan, pada Selasa (27/2).

Salah satu agendanya adalah peninjauan kembali permasalahan tata kelola (governance) anggotanya di Indonesia.

Pengalaman pada saat terjadi tigalisme di Pengurus Besar Ikatan Sports Sepeda Indonesia (PB ISSI) menjadi referensi utama Okto di KOI dalam membantu menyelesaikan persoalan di hoki (PB FHI), anggar (PB IKASI) dan juga tenis meja.

Okto mengatakan, pelajaran yang dapat diambil adalah bahwa setiap federasi nasional independen dan hanya merujuk pada aturan federasi internasional masing-masing yang berpedoman pada Olympic Charter.

“Kita tidak mungkin lepas dari tata kelola itu dan tidak mungkin kita semaunya sendiri,” kata Okto.

“Yang pasti, apa yang kami lakukan semangatnya adalah sama, yaitu meningkatkan prestasi olahraga Indonesia, melepaskan semua kepentingan pribadi maupun kelompok karena ini semata-mata hanya untuk kepentingan utama menjaga Merah-Putih dan Indonesia Raya,” tegasnya.

Senada, Komite Eksekutif Harry Warganegara mengatakan KOI berusaha semaksimal mungkin mencarikan solusi untuk tenis meja Indonesia.

Sekretaris Jenderal KOI Wijaya Noeradi menambahkan, permasalahan yang terjadi di tenis meja akan menjadi referensi untuk melayani semua cabang-cabang olahraga dengan lebih baik lagi ke depannya.

Namun, ia juga mengimbau semua cabang olahraga harus mengikuti aturan dan tata kelola yang ada di statuta masing-masing federasi internasional, untuk menjaga profesionalisme juga harga diri Indonesia di mata dunia.

“Serta menjunjung tinggi prinsip otonomi yang diatur di dalam Olympic Charter dan memiliki kewajiban pengelolaan yang baik (good governance) dan kepatuhan (compliance) terhadap seluruh aspek dari Olympic Charter dan peraturan federasi internasionalnya,” kata Wijaya.

Baca juga: KOI berhentikan sementara status keanggotaan pengurus tenis meja

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024