Untuk iklim domestik ini memang kan sedang dalam fase transisi pemerintah, jadi mungkin satu hal yang perlu dijaga adalah stabilitas
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Teuku Riefky mengatakan stabilitas politik perlu dijaga untuk melindungi resiliensi ekonomi Indonesia, terlebih di tengah melambatnya ekonomi negara mitra utama.

“Untuk iklim domestik ini memang kan sedang dalam fase transisi pemerintah, jadi mungkin satu hal yang perlu dijaga adalah stabilitas,” kata Riefky kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, perlambatan ekonomi negara mitra utama, seperti China, dapat mempengaruhi kinerja ekonomi nasional, termasuk dari segi investasi.

Untuk itu, perlu upaya menjaga kondisi stabilitas politik di dalam negeri agar kepercayaan para investor juga terjaga.

“Kalau ada isu terkait pemilu harus segera diselesaikan. Bukan dalam arti harus cepat selesai atau satu putaran, tapi semua proses diikuti agar investor confidence terjaga, bahwa semua proses ini berjalan dengan semestinya,” tutur dia.

Baca juga: Ekonom imbau pemerintah jaga kebijakan fiskal agar konsumsi tetap kuat

Baca juga: Ekonom nilai Indonesia perlu lakukan diversifikasi pasar ekspor


Dari segi pasar modal, Indeks Saham Harga Gabungan (IHSG) pada Kamis (15/2) pagi, atau sehari setelah pemilu berlangsung, dibuka menguat 127,89 poin atau 1,77 persen ke posisi 7.337,63. Indeks tersebut juga ditutup menguat 93,54 poin atau 1,30 persen ke posisi 7.303,28 dibandingkan penutupan sebelumnya.

Sementara itu, pada Jumat (16/2) yang merupakan H+2 pencoblosan, IHSG dibuka menguat 42,30 poin atau 0,58 persen ke posisi 7.345,58. Sedangkan pada sesi penutupannya, IHSG menguat 32,26 poin atau 0,44 persen ke posisi 7.335,54.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menuturkan bahwa pasar modal cukup resilien walaupun Indonesia sedang dalam tahun politik, karena para investor dapat selalu mencari dan melihat peluang dalam situasi apa pun.

Dalam kesempatan terpisah, Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto menilai bahwa perkembangan perekonomian dan geopolitik dunia lebih berdampak terhadap geliat pasar modal Indonesia dibandingkan hasil pelaksanaan Pemilu 2024.

Hal senada diungkapkan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengenai sektor industri jasa keuangan, bahwa penyelenggaraan Pemilu 2024 tidak mengganggu kinerja, justru menunjukkan adanya pertumbuhan baru.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan pelaksanaan Pemilu 2024 yang aman dan damai akan meningkatkan kepercayaan investor berinvestasi di Indonesia.

Baca juga: Ekonom: Relokasi pabrik jadi peluang RI di tengah perlambatan ekonomi

Baca juga: Ekonom: Rupiah menguat karena arus masuk dana asing di pasar modal RI


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024