Medan (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Mandailing Natal bersama tim Kimia Biologi Radioaktif (KBR) Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara masih melakukan penyelidikan atas penyebab 105 orang  diduga keracunan gas di Desa Sibanggor Julu, Kabupaten Mandailing Natal.

"Terkini, saya lagi di PT SMGP untuk memastikan itu adakah kebocoran apa tidak, kami bekerja sama dengan KBR Polda Sumut," ujar Kepala Polres Mandailing Natal AKBP Arie Sofandi Paloh di Medan, Jumat sore.

Arie mengatakan tim tersebut baru tiba sore ini untuk melakukan persiapan, walaupun dalam kondisi hujan untuk memastikan titik sumber dan nantinya bergeser ke perkampungan yang warganya merasa menghirup udara tercemar.

"Saat ini kami melihat warga ada beranggapan biasa karena ada air panas alami, jadi tercium bau belerang biasa," ucapnya.

Namun, menurut Arie hadirnya PT SMGP sering dikaitkan terhadap hal tersebut, walaupun begitu pihaknya masih melakukan penyelidikan.

"Penyelidikan itu untuk memastikan tidak menduga-duga, apakah terjadi bocor apa tidak dalam penyebab tersebut," kata Kapolres Mandailing Natal.

Penyelidikan tersebut dimaksudkan agar masyarakat mengetahui hal yang sebenarnya terjadi nantinya.

Lebih lanjut, katanya,  saat ini aktivitas warga kembali normal karena sudah ada yang melakukan seperti kerja, pertanian, sekolah dan lain-lain.

"Tadi malam jumlah warga yang ke rumah sakit 105 orang, saat ini di RSUD Penyabungan dua orang dan 46 orang di Rumah Sakit Permata Penyabungan karena sebagian sudah pulang," ucapnya.

Dia menambahkan peristiwa ini sudah terjadi enam kali dari 2021 sampai saat ini. Sebelumnya, legalitas administrasi perusahaan tersebut semua sudah lengkap, namun isu kebocoran menunggu ahli KBR Polda Sumut.

"Ya untuk mencocokkan antara administrasi dan informasi keterangan saksi, korban dan saksi ahli terkait ada tidak udara yang tercemar tersebut," ucapnya.

Sebelumnya, dalam keterangan, Kepala Teknik Panas Bumi (KPTB) PT SMGP Ali Sahid mengatakan, aktivasi sumur V-01 dimulai pada pukul 11.30 WIB setelah melakukan pre-job safety meeting dilanjutkan dengan penyisiran perimeter aman sejauh 300 meter dari lokasi titik pembukaan.

"Pembukaan dimulai dengan dibukanya katup 3 inchi sebanyak 4 drat atau 20 persen dengan metode penetralisir H2S (abatement system), semua kegiatan berlangsung di lokasi pad V yang berjarak sekitar 700 m dari titik terdekat Desa Sibanggor Julu,," ujarnya.

Disampaikan, selama kegiatan, H2S termonitor 0 PPM, baik di lokasi pekerjaan Pad V maupun di sekitar perimeter aman 300m sampai adanya laporan bau menyengat dari masyarakat Sibanggor Julu yang dibuktikan dengan alat deteksi gas H2S.

Kegiatan ini didampingi dan disaksikan langsung oleh KTPB SMGP, Kepala Desa Sibanggor Julu dan 4 Personel Pamobvit di lokasi pad V.

Ia melanjutkan, kegiatan aktivasi segera dihentikan begitu mendengar adanya laporan bau menyengat. Kepala desa berserta tim CDCR melakukan pemeriksaan di desa dan memberi info indikasi bau sudah tidak ada begitu mereka tiba di desa.

"Saat ini PT SMGP masih fokus dalam penanganan masyarakat dengan mengerahkan ambulans dan kendaraan untuk menjemput masyarakat yang mengeluhkan kondisi kesehatannya untuk dibawa ke rumah sakit," ucapnya.

Pewarta: M. Sahbainy Nasution
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024