Jakarta (ANTARA) -
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ahlulbait Indonesia (ABI) mendorong Pemerintah Indonesia agar memaksimalkan upaya membantu kemerdekaan Palestina, seperti memaksimalkan kerja-kerja diplomatik guna mendulang dukungan negara-negara lain untuk memerdekakan negara tersebut.

'Yang dilakukan selama ini relatif sudah lumayan, lebih baik dari banyak negara lain. Tapi, semestinya (Pemerintah Indonesia) masih bisa punya kesempatan untuk meningkatkan kerja-kerja diplomatik, baik di PBB maupun di kawasan regional, seperti OKI (Organisasi Kerja Sama Islam)," kata Wakil Ketua Umum DPP Ahlulbait Indonesia Ahmad Hidayat dalam kegiatan kumpul media di Jakarta, Jumat.
 
Menurut pria yang akrab disapa Ustaz Hidayat itu, upaya dalam membantu Palestina merdeka perlu dimaksimalkan karena serangan dari Israel terhadap rakyat Palestina semakin parah.
 
Dalam beberapa minggu terakhir, kata dia, rakyat Palestina yang dibawa ke Rafah dan Jalur Gaza dibantai secara sadis.
 
"Kurang lebih dua juta rakyat yang ada di Palestina sekarang ini digiring ke dua pos itu, di Rafah dan Jalur Gaza. Itu menjadi titik konsentrasi yang dengan mudah bisa dilakukan pembantaian secara sadis," ucap Ustaz Hidayat.
 
Berikutnya, ia pun menekankan bahwa persoalan di Palestina bukan merupakan masalah agama tertentu, melainkan masalah kemanusiaan sehingga setiap manusia sudah sepatutnya mendukung Palestina merdeka.  
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi telah menyuarakan isu Gaza dan mengecam kekejaman Israel di wilayah kantong Palestina itu dalam Pertemuan Menlu G20 di Rio de Janeiro, Brazil, pada Rabu (21/2).

“Isu ini penting untuk diangkat di G20, mengingat semua negara anggota tetap Dewan Keamanan (PBB) juga merupakan anggota G20,” kata Retno.
 
Dia mengatakan bahwa kekejaman Israel di Gaza yang telah berlangsung selama 138 hari telah melampaui segala logika pembenaran, dengan lebih dari 29.000 warga Palestina dan ratusan orang di Tepi Barat telah dibunuh oleh Israel.
 
Warga Gaza disebutnya menghadapi ancaman genosida dan hidup dalam neraka kekejaman Israel karena tidak ada tempat bagi mereka untuk melarikan diri, tidak ada akses untuk kebutuhan sehari-hari dan tidak ada harapan bagi mereka.
 
“Saya tegaskan kepada negara-negara G20, bahwa ini bukan hanya bencana kemanusiaan, tapi mimpi buruk geopolitik (geopolitical nightmare). Tidak hanya itu, dampak dari perang ini juga sudah meluas kemana-mana dan mengancam stabilitas serta keamanan global,” kata Retno.
 
Di dalam pertemuan G20, Retno menegaskan upaya bersama yang perlu dilakukan untuk merespons situasi di Gaza yaitu pertama, mendorong gencatan senjata permanen dengan segera, bagaimanapun caranya.

Baca juga: Menlu Retno suarakan isu Gaza dalam pertemuan G20

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024