Penguatan dolar AS terpicu oleh aksi beli investor dan pelaku bisnis yang membutuhkan mata uang AS..."Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah pada awal pekan sore kembali bergerak melemah ke posisi Rp11.427 per dolar AS menyusul aksi beli mata uang Amerika Serikat (AS) oleh investor dan pelaku bisnis.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore melemah nilainya sebesar 97 poin menjadi Rp11.427 dibanding sebelumnya (27/9) di posisi Rp11.330 per dolar AS.
"Penguatan dolar AS terpicu oleh aksi beli investor dan pelaku bisnis yang membutuhkan mata uang AS itu di penghujung tutup buku paruh tahun," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, di Jakarta, Senin.
Namun demikian, lanjut dia, kekhawatiran pasar mengenai penutupan aktivitas publik (shutdown) AS akan membuat laju dolar AS tertahan.
Kondisi itu, dinilainya, akan membuat investor enggan mengoleksi dolar AS secara agresif sampai kongres menyetujui proposal kenaikan batas utangnya.
"Dengan demikian, maka peluang bagi mata uang dolar AS untuk menguat lebih tinggi nyaris tertutup," katanya.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova, menyatakan bahwa pasar uang masih dilanda kekhawatiran terhadap kondisi AS yang susahnya mencapai kesepakatan anggaran AS.
"Negatifnya ekonomi AS tentu akan berdampak pada global. Dengan demikian, akan menyebabkan mata uang negara berkembang kurang menarik, mata uang safe haven akan diburu seperti yen Jepang," ujarnya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada hari Senin ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.613 dibanding sebelumnya di posisi Rp11.532 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2013