Tokyo (ANTARA) - Keluarga warga Jepang yang diculik oleh Korea Utara mengatakan pada Minggu (25/2) bahwa mereka tak akan menolak pencabutan sanksi Jepang atas Korea Utara selama Pyongyang memulangkan seluruh korban selagi orang tua mereka masih hidup.

Kelompok yang terdiri dari keluarga korban penculikan serta para pendukung menggelar pertemuan untuk menyusun rencana aktivitas mereka.

Kelompok tersebut menegaskan bahwa mereka tak akan menolak langkah pemerintah Jepang untuk memberikan bantuan kemanusiaan pada Korea Utara jika korban penculikan dipulangkan.

Namun, jika para korban tidak dipulangkan, mereka akan, “menuntut sanksi yang lebih keras.”

Jepang tergabung dalam gerakan internasional yang menghukum Korea Utara atas pengembangan nuklir dan rudal mereka, serta menjatuhkan sanksi pada Korea Utara berupa larangan berlabuh untuk kapal peti kemas dan feri penumpang Korea Utara.

Pertemuan tersebut terjadi di saat Jepang dan Korea Utara semakin terlihat menjajaki kemungkinan adanya konferensi antara Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

Kim Yo Jong, adik Kim Jong Un, menyatakan bulan ini bahwa kunjungan Kishida ke Pyongyang bisa terjadi jika Jepang tidak menjadikan isu penculikan sebagai halangan, ucapnya dilansir dari kantor berita yang dikelola pemerintah Korea Utara.

Kim Yo Jong menegaskan kembali bahwa isu penculikan pada tahun 1970-an dan 1980-an sudah terselesaikan.

Pada Minggu (25/2), keluarga korban penculikan merespon bahwa klaim tersebut tak bisa diterima.

Terkait kunjungan Kishida ke Korea Utara, mereka menyatakan bahwa kunjungan tersebut membutuhkan pertimbangan dan analisis yang hati-hati, tetapi hal tersebut membutuhkan perhatian.

“Sangat sulit untuk tetap tenang dan terus mengupayakan adanya dialog,” ucap Takuya Yokota, ketua kelompok keluarga korban penculikan, dalam konferensi pers.

Yokota adalah adik Megumi Yokota, salah satu korban yang diculik oleh agen Korea Utara pada 1977 di usia 13 tahun.

“Saya ingin menemui Megumi, dan saya ingin ibu saya bisa bertemu dengannya. Semua keluarga (korban) merasakan hal yang sama, dan karena itu, kami akan berkompromi sebisa mungkin,” tambahnya.

Ibu mereka yang bulan ini berusia 88 tahun, Sakie, juga menghadiri pertemuan tersebut.

“Saya tidak takut bertambah tua. Saya yakin dia (Megumi) baik-baik saja. Saya harap dia selamat,” ucap Sakie Yokota.

Baca juga: Jepang dan Korut bertemu informal, bahas kasus penculikan masa lalu
Baca juga: PM Jepang janji tuntaskan masalah penculikan oleh Korut


Sumber: Kyodo

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024