Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 34,2 milimeter
Jakarta (ANTARA) - Gunung Ili Lewotolok yang terletak di Pulau Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengalami erupsi dan melontarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 1.000 meter dari kawah gunung berapi aktif tersebut.
 
Petugas Pos Pengamatan Gunung Ili Lewotolok Stanislaus Ara Kian mengatakan letusan terjadi Senin pukul 16.50 WITA dengan kolom abu tebal berwarna kelabu yang mengarah ke barat.
 
"Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 34,2 milimeter dan durasi 50 detik," ujarnya dalam laporan yang diterima di Jakarta, Senin.
 
Gunung Ili Lewotolok merupakan gunung api strato tipe A yang aktivitasnya tercatat sejak tahun 1660. Saat ini tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok berada pada level II atau waspada terhitung sejak 15 Oktober 2023.
 
Pada 24 Februari 2024, PVMBG memperluas jarak rekomendasi karena energi seismik yang mengalami peningkatan ditambah ada aliran lava baru.

Baca juga: PVMBG: Gunung Ile Lewotolok erupsi, aktivitas terus peningkatan
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok di Lembata kembali erupsi
 
PVMBG mengimbau masyarakat agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok.
 
Bagi masyarakat Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya guguran/longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak atau kawah.
 
Kemudian, masyarakat juga diimbau untuk tidak memasuki dan melakukan aktivitas dalam wilayah sektor selatan dan tenggara sejauh tiga kilometer dari pusat aktivitas.
 
Potensi ancaman bahaya guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian selatan dan tenggara puncak juga perlu diwaspadai oleh masyarakat, termasuk mewaspadai banjir lahar yang dapat terjadi saat musim hujan.

Baca juga: Gunung Semeru kembali erupsi, tinggi letusan capai 900 meter
Baca juga: Gunung Dukono meletus muntahkan abu setinggi 2,7 kilometer
Baca juga: PVMBG tegaskan suara gemuruh-dentuman lazim terjadi saat erupsi Marapi

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024