Lebak (ANTARA) -
Omzet pedagang gula aren di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, naik hingga dua kali lipat menjelang Ramadhan 2024, karena permintaan konsumen meningkat.
 
"Kami merasa kewalahan melayani permintaan konsumen itu, bahkan persediaan gula aren yang ada menipis," kata Awa (47),  pemilik Toko Najwa yang menjual aneka makanan tradisional di Jalan Sunan Bonang Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Senin.
 
Selama sepekan terakhir ini permintaan gula aren meningkat dan kebanyakan konsumennya dari luar daerah, sebab mereka memprediksi dua pekan ke depan dipastikan harga melonjak.
 
Saat ini, harga gula aren di pasaran terjadi kenaikan dari sebelumnya Rp250 ribu per toros atau lima ikat gula aren, namun kini menjadi Rp300 ribu.
 
Kenaikan gula aren itu akibat dampak permintaan pasar meningkat tajam menjelang Ramadhan.
 
"Kami selama sepekan terakhir ini omzet pendapatan naik dua kali lipat yang biasanya Rp10 juta kini menjadi Rp20 juta per hari," kata Awa.
 
Menurut dia, dirinya merasa kebingungan setelah stok gula aren yang ada sudah menipis dan belum dipasok dari perajin.
 
Selama ini, konsumen gula aren itu kebanyakan pelaku usaha untuk bahan pemanis aneka makanan untuk Lebaran.
 
Mereka pelaku usaha dari luar daerah, seperti Bandung, Cianjur, Tasikmalaya, Bogor dan Jakarta.
 
"Kami berharap perajin gula aren segera kembali memasoknya, karena permintaan gula aren naik,"katanya menjelaskan.
 
Fahri (60),  penampung gula aren di Pasar Rangkasbitung mengaku bahwa dirinya kewalahan melayani permintaan pasar menjelang Ramadhan dan banyak konsumen datang ke sini.
 
Sebab , produksi gula aren Kabupaten Lebak memiliki kelebihan yakni organik tanpa kimia, sebab pepohonan nira atau kaung tumbuh di pegunungan dan perbukitan.
 
Keunggulan gula aren itu pada bulan Ramadhan dijadikan bahan campuran pemanis aneka kerajinan makanan, di antaranya kolak, ice jus hingga produksi dodol, bolu dan lainnya.
 
"Kami menjelang Ramadhan bisa menghasilkan omzet Rp20 juta dari sebelumnya Rp10 juta per hari. Kami kini menyetok 5 ton dari sebelumnya hanya 3 ton, karena permintaan cenderung meningkat," katanya menjelaskan.
 
Agus (45), pedagang mengatakan pihaknya kini memenuhi langganan tetap perusahaan di Tangerang dan menjelang Ramadhan mencapai tiga sampai enam ton/pekan.
 
Sebab, perusahaan tersebut memproduksi kerajinan aneka makanan untuk Idul Fitri.
 
"Kami bisa menghasilkan omzet Rp30 juta menjelang Ramadhan dari sebelumnya Rp15 juta/pekan," katanya.
 
Sementara itu, Sutisna,  petugas Penyuluh Perindustrian Muda Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak mengatakan produksi gula arena hingga kini menjadikan unggulan masyarakat di daerah ini,karena didukung bahan baku perkebunan aren melimpah.
 
Produksi gula aren tersebut berkembang di Kecamatan Sobang, Malingping, Panggarangan, Cigemblong, Bayah, Cihara, Cilograng, Leuwidamar, Cibeber, Cijaku dan Muncang.
 
Saat ini, perajin gula aren tercatat 11.000 unit usaha dan menyerap tenaga kerja sebanyak 22.000 orang.
 
Kehadiran usaha produksi gula aren dapat memberikan sumbangan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.
 
"Kami terus melakukan pembinaan agar perajin gula aren bisa bersaing pasar dan menembus pasar domestik hingga mancanegara,"kata Sutisna.

Baca juga: Pelaku UMKM gula aren di Lebak tumbuhkan ekonomi pedesaan
 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024