Jakarta (ANTARA) - Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Satyawan Pudyatmoko menyatakan masih ada harapan dalam upaya konservasi di Pulau Jawa dengan beragam hewan endemik terus dijaga keberadaannya di saat terjadi pertambahan penduduk.

"Kita wajib bangga, upaya yang dilakukan para senior kita di konservasi. Mana ada pulau yang sepadat Jawa masih ada badak, masih ada macan tutul," kata Dirjen KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Setyawan ketika membuka acara menandai dimulainya survei populasi Macan Tutul Jawa di Gedung KHLK di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Menteri LHK puji kerja keras TSI jalankan konservasi dan edukasi satwa

Hal itu jika dibandingkan dengan wilayah lain di dunia yang kehilangan hewan endemik di alam liar, seperti bison Eropa yang baru kembali ke alam berkat program penangkaran.

Di Pulau Jawa masih tersisa jenis-jenis endemik, seperti Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) yang tersisa sekitar 80 individu sampai dengan 2023. Terdapat pula Macan Tutul Jawa (Panthera pardus melas), yang menurut estimasi Yayasan SINTAS Indonesia tersisa sekitar 319 ekor.

"Jadi, untuk Jawa ini saya kira masih sangat prospektif bagi pelestarian keanekaragaman hayati," ujar Setyawan.

Secara khusus untuk mendukung upaya konservasi Macan Tutul Jawa, KLHK bersama Yayasan SINTAS Indonesia melaksanakan survei yang akan memetakan populasi pasti satwa terancam punah itu.

Baca juga: Menteri LHK: Lembaga konservasi dukung pengelolaan tumbuhan-satwa liar

Baca juga: BUMN Sawit gandeng BKSDA Riau alokasikan area untuk konservasi gajah


Pengamatan akan dilakukan melalui 600 unit kamera pengintai yang dipasang di 1.160 stasiun pengamatan di 21 bentang alam meliputi 10 taman nasional, 24 kawasan suaka alam dan 55 kawasan hutan lainnya. Survei tersebut juga ditargetkan mendapatkan sekitar 550 sampel kotoran hewan yang masuk kategori terancam oleh IUCN Red List itu.

Hasil survei selama dua tahun itu diharapkan menghasilkan data dasar status populasi dan preferensi mangsa, yang akan digunakan dalam pembaharuan dokumen Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Macan Tutul Jawa.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024