Beijing (ANTARA) - Sebuah laporan yang dirilis oleh Institut Pembangunan Beijing Universitas Peking menyebutkan bahwa tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata Indeks Inovasi Kolaboratif Beijing-Tianjin-Hebei mencapai 12,9 persen.

Hal itu menunjukkan kemajuan besar yang ditorehkan kawasan ini dalam pembangunan dan inovasi yang terkoordinasi dari 2013 hingga 2022.

Beijing, Kota Tianjin, dan Provinsi Hebei, daerah-daerah bertetangga yang secara kolektif dikenal sebagai "Jing-Jin-Ji", yang merupakan kawasan penting dengan luas mencapai 216.000 kilometer persegi di China utara dan populasinya melampaui seratus juta jiwa.

Namun demikian, pembangunan ekonomi yang tidak seimbang selalu menjadi masalah bagi kawasan Beijing-Tianjin-Hebei. Karena itu, China mulai menggenjot pembangunan terkoordinasi di kawasan tersebut untuk mengoptimalkan tata ruang kota dan struktur spasial serta mendorong pembangunan terkoordinasi.

Dalam beberapa tahun terakhir, berbagai upaya kolaboratif telah dilakukan oleh pemerintah setempat di kawasan ini dalam banyak aspek seperti industri, transportasi, dan lingkungan untuk membangun sebuah "zona ekonomi ibu kota" dan klaster kota baru yang modern.

Data menunjukkan bahwa pada 2022, agregat ekonomi kawasan itu melampaui 10 triliun yuan (1 yuan = Rp2.172)

Laporan tersebut menunjukkan aktivitas industri lintas kawasan tercatat aktif dan sinergi industrinya semakin mendalam. Pada 2022, perusahaan-perusahaan lintas kota atau lintas provinsi di kawasan itu telah mendirikan 8.200 cabang, meningkat 8,7 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Pertukaran teknologi di kawasan tersebut juga semakin meningkat, misalnya sejak 2013 hingga 2022, jumlah total transaksi teknologi menunjukkan tren pertumbuhan secara keseluruhan.

Jumlah paten kooperatif tumbuh sebesar 6,6 persen setiap tahunnya. Dari angka pertumbuhan itu, proporsi pendapatan penjualan produk baru industri teknologi tinggi Beijing-Tianjin-Hebei terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2022 mencapai 5,0 persen, 0,7 poin persentase lebih tinggi dibandingkan 2019.

Dengan investasi yang stabil dan kerja sama yang sering dilakukan dalam penelitian dan pengembangan ilmiah, kapasitas penelitian ilmiah secara keseluruhan di kawasan tersebut juga mengalami peningkatan.

Menurut laporan itu, rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan makalah akademis yang diterbitkan secara kooperatif oleh para peneliti di tiga daerah tersebut mencapai 19,9 persen dalam sepuluh tahun. Belanja penelitian dan pengembangan kawasan itu sebagai proporsi terhadap PDB meningkat dari 3,22 persen pada 2013 menjadi 4,25 persen pada 2022.

Direktur Institut Pembangunan Beijing di Universitas Peking Li Guoping, yang juga menerbitkan laporan tersebut, mengatakan bahwa output inovasi kawasan itu meningkat signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama dalam hal makalah akademis tingkat tinggi, paten, dan juga pencapaian teknologi.

Pada akhir November 2023, total panjang jalur kereta di kawasan Beijing-Tianjin-Hebei mencapai 11.295 kilometer, termasuk jalur kereta cepat sepanjang 2.576 kilometer, yang mencakup semua kota setingkat prefektur di kawasan tersebut.

"Menurut studi kami, indeks kapasitas inovasi di kawasan ini tumbuh pada tingkat tahunan rata-rata 15,1 persen selama satu dekade terakhir, yang menunjukkan bahwa kapasitas inovasi kawasan ini telah mencapai tingkat yang baru dalam beberapa tahun terakhir ini," ujarnya.

Selain itu, kemajuan yang luar biasa juga telah dicapai dalam hal perbaikan infrastruktur di bidang transportasi, jaringan, dan kawasan industri. Secara khusus, integrasi transportasi meletakkan fondasi yang solid bagi koordinasi inovasi kawasan ini.

Pada akhir November 2023, total panjang jalur kereta di kawasan Beijing-Tianjin-Hebei mencapai 11.295 kilometer, termasuk jalur kereta cepat sepanjang 2.576 kilometer, yang mencakup semua kota setingkat prefektur di kawasan tersebut.

Meski pencapaian signifikan telah ditorehkan dalam pembangunan terkoordinasi kawasan Beijing-Tianjin-Hebei dalam sepuluh tahun terakhir, para ahli berpendapat jalan masih panjang untuk mencapai tujuan akhir.

Sejumlah kesenjangan terutama terlihat dalam kurangnya dukungan dan keterkaitan spasial dari simpul-simpul penting, koneksi yang tidak memadai antara rantai industri dan rantai inovasi, serta belum terbentuknya pola pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh inovasi.

"Koordinasi inovasi kawasan ini mengharuskan ketiga daerah tersebut untuk terus meningkatkan kapasitas inovasi mereka masing-masing, serta meningkatkan kerja sama inovasi lintas regional," ujar Li.

Menurut Li, di masa mendatang kawasan ini masih perlu mempromosikan integrasi yang mendalam antara rantai industri dan rantai inovasi, membangun klaster-klaster manufaktur canggih, serta mempercepat pembangunan klaster kota bertaraf dunia.

Langkah itu dapat mendorong pembangunan yang terkoordinasi di kawasan itu ke tingkat yang lebih tinggi dan menjadikannya sebagai lokasi eksperimen dan kawasan maju di China.

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2024