Wellington, Selandia Baru (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan inisiatif Pemerintah Selandia Baru, Christchurch Call, memerlukan keterlibatan kelompok moderat lewat dialog lintas agama.

"Saya apresiasi inisiatif Pemerintah Selandia Baru melalui Christchurch Call dalam menggalang upaya global melawan konten daring kekerasan dari kelompok ekstremis radikal," kata Wapres Ma'ruf saat melakukan kunjungan kehormatan dengan Wakil Perdana Menteri Selandia Baru Winston Peters di Gedung Parlemen Selandia Baru, Rabu (28/2).

Ia mengatakan memelihara kemajemukan dan keragaman, terutama melalui kerukunan antarumat beragama selalu menjadi pilar penting bagi keamanan, kestabilan, dan kesejahteraan bersama, baik di tingkat nasional maupun global.

Pada saat yang sama, kata Ma'ruf, masalah sosial ekonomi seringkali menjadi penyebab tumbuhnya ideologi ekstrem radikal intoleransi dan diskriminasi terutama di kalangan pemuda.

Untuk itu, penguatan kerja sama Indonesia-Selandia Baru di bidang lintas agama menjadi sangat penting, kata Ma'ruf menambahkan.

"Dalam kaitan ini diperlukan pemberdayaan kelompok moderat melalui dialog lintas agama guna merawat keharmonisan kedua negara kita," katanya.

Aksi Christchurch diserukan oleh Perdana Menteri Selandia Baru Ardern dan Presiden Macron dari Perancis pada 15 Mei 2019 dalam rangka menyikapi aksi terorisme penembakan di dua masjid di Christchurch yang menewaskan 51 orang dan melukai puluhan lainnya pada 15 Maret 2019.

Kekejaman tersebut disiarkan langsung di Facebook dan memperbesar dampak buruk yang belum pernah terjadi sebelumnya di dunia.

Panggilan Christchurch adalah serangkaian komitmen sukarela yang menyatukan pemerintah, perusahaan teknologi, dan masyarakat sipil, dengan tujuan bersama untuk menghilangkan konten teroris dan ekstremis kekerasan online.

Baca juga: Wapres tawarkan kemitraan komprehensif RI-Selandia Baru di Pasifik

Baca juga: Wapres tekankan pentingnya kerja sama sosial budaya RI-Selandia Baru

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024