Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat 10 poin menjadi Rp11.510 dari posisi sebelumnya Rp11.520 per dolar AS.
Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir mengatakan dari sisi fundamental, serangkaian data ekonomi Indonesia yang telah dipublikasikan cukup positif di mana inflasi melambat, indeks manufaktur meningkat, dan neraca perdagangan mencatatkan surplus, menjadi faktor positif bagi rupiah.
"Nilai tukar rupiah akan cenderung bergerak lebih stabil ke depannya karena faktor domestik," katanya.
Meski demikian, lanjut di, pengutannya diperkirakan masih bersifat sementara mengingat performa ekspor Indonesia yang masih lemah. Di lain pihak, investor juga waspada seiring dimulainya penghentian operasi pemerintahan AS.
Analis pasar uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri menambahkan jika penghentian operasi pemerintah AS berkepanjangan maka akan berpengaruh signifikan bagi global karena kontribusi ekonomi AS mencapai sekitar 20 persen.
"Kondisi itu dapat akan menurunkan permintaan komoditas, AS merupakan pengkonsumsi komoditas terbesar di dunia, kondisi itu efeknya akan kurang baik bagi negara pengekspor," ujarnya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013