Berlin (ANTARA) - Kanselir Jerman Olaf Scholz menyatakan bahwa negara-negara Barat tak akan mengirim pasukan darat ke Ukraina dan menolak usulan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Selasa (27/2).

“Apa yang telah (kami) sepakati di awal akan terus dijalankan. Negara-negara Eropa atau NATO tak akan mengirim pasukan darat atau tentara ke Ukraina,” ucap Scholz pada wartawan saat mengunjungi Kota Freiburg di barat daya Jerman.

“Para tentara aktif di negara-negara kami tak akan berpartisipasi aktif dalam perang,” tegasnya.

NATO adalah aliansi pakta pertahanan Atlantik Utara.

Scholz menekankan posisinya bahwa negara-negara sekutu Barat harus menahan diri untuk tidak memancing konflik langsung dengan Rusia.

Pernyataan Scholz dikemukakan sehari setelah Macron mengusulkan pengiriman pasukan darat Barat ke Ukraina untuk mendukung Ukraina mempertahankan negaranya dari Rusia.

“Tak ada konsensus di mana pasukan darat harus diturunkan secara resmi, tapi (semua opsi) tak perlu dikesampingkan,” ucap Macron pada konferensi pers di Paris setelah menjadi tuan rumah dalam konferensi yang mendiskusikan bantuan militer untuk Ukraina.

“Kami akan melakukan segala hal untuk memastikan bahwa Rusia tidak memenangi perang ini,” ucap Macron.

Saat ini, Jerman adalah pemasok senjata terbesar kedua ke Ukraina setelah Amerika Serikat. Sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina pada Februari 2022, Jerman telah mengirim persenjataan sebesar 17,13 miliar Euro (sekitar Rp290,8 triliun), yang terdiri atas howitzer (artileri medan), tank, pengangkut personel lapis baja, dan sistem pertahanan udara.

Namun, Kanselir Scholz menolak permintaan Ukraina untuk mengirimkan rudal jarak jauh Taurus karena khawatir rudal tersebut akan digunakan untuk menyerang target di Rusia dan berpotensi menggiring Jerman ke dalam perang.

Pada Senin (26/2), Scholz menyatakan pada media lokal Jerman bahwa mengirimkan rudal Taurus buatan Jerman ke Ukraina berarti mengharuskan tentara Jerman untuk ikut serta dalam misi dan menurunkan mereka di Ukraina.

“Tentara Jerman tidak boleh terlibat dengan target potensial ini dengan cara apapun, di titik manapun, dan di manapun,” tegas Scholz.

Sumber: Anadolu
Baca juga: Konflik Rusia-NATO tak terelakkan jika pasukan Barat ada di Ukraina
Baca juga: Menhan AS: NATO dukung Ukraina untuk jangka panjang
Baca juga: NATO tampik ancaman militer Rusia terhadap aliansi tersebut


Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024