Tim di lapangan saat ini sedang mencoba menggiring kembali kawanan gajah tersebut untuk masuk ke dalam hutan
Jambi (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi berupaya menghalau kawanan Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatrensis) liar yang dilaporkan memasuki dan merusak kebun sawit warga di Kabupaten Tanjungjabung Barat untuk kembali masuk ke kawasan habitat mereka di Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT).

Kepala BKSDA Jambi Donal Hutasoit dalam keterangan resminya di Jambi, Rabu, menyebutkan saat ini tim BKSDA bersama pihak terkait sedang berusaha menghalau kawanan gajah liar tersebut agar kembali masuk ke dalam habitat mereka di kawasan hutan TNBT agar tidak mengganggu dan merusak kebun sawit warga.

"Tim di lapangan saat ini sedang mencoba menggiring kembali kawanan gajah tersebut untuk masuk ke dalam hutan," katanya.

BKSDA Jambi pada Jumat (23/2) mendapat informasi bahwa terdapat 40 gajah sedang bergerak dari Desa Lubuk Mandarsah, Kabupaten Tebo, menuju Desa Muara Danau dan Kelurahan Lubuk Kambing, Kabupaten Tanjungjabung Barat.

Baca juga: Gajah dari Jambi serang warga Indragiri Hilir

Kemudian pada Sabtu (24/2), tim BKSDA turun ke lapangan dan melakukan verifikasi terkait informasi tersebut yang hasilnya menunjukkan adanya pergerakan 15 gajah liar berada di kawasan hutan produksi yang lokasinya berdekatan dengan hutan penyangga TNBT, tepatnya Desa Lubuk Mandarsah.

"Namun pergerakan gajah liar itu tidak mengarah ke Desa Muara Danau dan Kelurahan Lubuk Kambing, tetapi pergerakan gajah mengarah ke Dusun Brandan, Desa Lubuk Mandarsah, Kabupaten Tebo, yang juga berdekatan dengan kawasan hutan produksi. Saat ini tim masih berupaya untuk menghalaunya masuk dan kembali ke habitatnya," kata Donal Hutasoit.

Dalam kasus ini yang menjadi masalah ada dua, kata dia,  yakni berupaya menghalau kawanan gajah liar kembali masuk ke dalam hutan di TNBT dan kedua adalah meminta kepada warga yang kebunnya dirusak kawanan gajah liar untuk bersabar dan menahan diri agar tidak bertindak anarkis terhadap satwa berbadan besar itu.

"Kami prihatin dengan kondisi ini dan berharap semua pihak dapat menahan diri serta bersama mencari solusi untuk menyelamatkan satwa liar, khususnya Gajah Sumatera dan Orangutan Sumatera, sebagai aset dan kebanggaan bangsa Indonesia," kata Donal Hutasoit.

Baca juga: Habitat gajah sumatera terbanyak di Jambi ada di kabupate Tebo
Baca juga: KLHK umumkan kelahiran anak gajah baru di Taman Nasional Way Kambas


 

Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024