PBB (ANTARA) - Badan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (27/2) mengungkapkan bahwa kepala badan bantuan dunia itu telah mengalokasikan 17 juta dolar AS untuk membantu meringankan krisis kelaparan yang dipicu kekeringan dan memburuknya situasi kelaparan di Ethiopia utara.

Jumlah anggaran yang diumumkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Martin Griffiths dari Dana Tanggap Darurat Pusat (Central Emergency Response Fund/CERF) ini mencerminkan keprihatinan yang mendalam atas dampak kekeringan akibat El Nino yang memengaruhi wilayah Afar, Amhara, dan Tigray, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).

"Kerawanan pangan akan semakin parah dalam beberapa bulan ke depan. Saat kekeringan baru semakin intensif, lebih dari 10 juta orang di seluruh Ethiopia diperkirakan akan membutuhkan bantuan pangan selama musim paceklik pada Juli hingga September." ungkap OCHA.

Badan Kemanusiaan PBB menyebut bahwa kekeringan sebelumnya dan konflik yang sedang berlangsung terus menimbulkan dampak, dengan banjir yang diperkirakan akan membawa kesulitan lebih lanjut.

OCHA mengatakan ada kesempatan singkat untuk mencegah dampak terburuk pada komunitas yang dihantam kesulitan beruntun, termasuk konflik di Etiopia utara pada 2020 hingga 2022.

"Sangat penting kiranya alokasi CERF terbaru ini ditindaklanjuti dengan pendanaan tambahan dari para donor. Berkat kemurahan hati dan upaya mereka bagi pemerintah Ethiopia, sekitar 6,6 juta orang telah dijangkau bantuan pangan dan uang tunai," lanjut OCHA.

Meski demikian, OCHA menegaskan bahwa lebih banyak sumber daya masih sangat diperlukan.

Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan respons pangan dan nonpangan kemanusiaan di seluruh Ethiopia, badan kemanusiaan PBB bersama pemerintah Ethiopia pada Senin (26/2) meluncurkan permohonan untuk respons tahun ini, meminta dana sebesar 3,24 miliar dolar AS guna memenuhi kebutuhan 15,5 juta orang yang membutuhkan bantuan tahun ini. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024