Insyaallah (jika optimal pola asuh orang tua maka) di sekolah, akan baik-baik saja. Itu kalau kita tidak mau menyalahkan orang lain
Jakarta (ANTARA) -
Anggota Komisi X DPR RI Desy Ratnasari mengingatkan kepada masyarakat mengenai pentingnya peran orang tua dalam mencegah perundungan yang melibatkan anak-anak di lingkungan sekolah.

"Jadi, kita tidak serta merta menyalahkan anak, tapi kita juga wajib introspeksi diri sebagai orang tua, sudah seberapa kenal kita dengan pribadi anak kita, kesulitan yang dihadapi anak," kata Desy dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu, menanggapi kasus perundungan yang terjadi di Binus School Serpong.

Baca juga: Kowani: Cegah perundungan kekerasan sekecil apapun jangan diabaikan
 
Dia menyampaikan salah satu peran penting orang tua dalam mencegah perundungan di sekolah adalah memastikan komunikasi mereka dengan anak terjalin secara baik, bahkan berkesinambungan pula dengan pihak sekolah. Melalui keterbukaan komunikasi itu, anak akan mudah menyampaikan kepada orang tuanya apabila menghadapi kesulitan atau masalah di sekolah.
 
Desy menyampaikan bahwa orang tua merupakan institusi utama dalam menerapkan kedisiplinan dan moralitas kepada anak.
 
"Insyaallah (jika optimal pola asuh orang tua maka) di sekolah, akan baik-baik saja. Itu kalau kita tidak mau menyalahkan orang lain," ucap dia.
 
Selain itu, Desy mengingatkan bahwa selain pendidikan moral dan kedisiplinan, diperlukan pula pendidikan agama dalam mencegah perundungan. Ia meyakini dengan penanaman paham keagamaan yang baik, anak akan memiliki akhlak yang baik pula.

Dengan demikian, mereka akan terlatih lebih mengutamakan unsur kebaikan dalam menyelesaikan masalahnya serta menghindari hal-hal emosional yang mengundang pertikaian.

Baca juga: KPAI minta Kominfo hapus video perundungan di Binus Serpong
 
Pentingnya peran dan komunikasi orang tua-anak dalam mencegah perundungan juga disampaikan oleh praktisi kesehatan masyarakat dr. Reisa Broto Asmoro.
 
Ia mengatakan, komunikasi yang terbuka dan nyaman dengan orang tua adalah salah satu cara untuk mencegah keterlibatan anak dalam perundungan atau bullying, baik sebagai pelaku maupun korban.
 
"Jadi bisa dibicarakan dengan anak seputar apa yang mereka anggap sebagai perilaku baik dan buruk di sekolah, di lingkungan, maupun di media sosial," ujar Reisa.
 
Menurut dia, perundungan adalah sebuah masalah yang kompleks, sehingga dibutuhkan penyelesaian yang menyeluruh, yang meliputi semua aspek kehidupan sosial anak, mulai dari lingkaran pertemanannya, keluarga, sekolah, hingga masyarakat.
 
Keluarga, kata dia, dapat melalukan pencegahan dengan cara mengadopsi pola asuh yang sarat akan cinta kasih, serta menanamkan nilai-nilai agama dalam diri anak.

Baca juga: KPAI tetap kawal hak pendidikan pelaku perundungan di Binus

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024