seharusnya saat ini sudah mulai mengaktifkan kegiatan satu rumah satu jumantik
Jakarta (ANTARA) - Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Tamansari, dr. Ngabila Salama meminta warga untuk memulai kegiatan bersih-bersih rumah sebagai langkah antisipasi menghadapi puncak demam berdarah dengue (DBD) yang diperkirakan terjadi pada April.

"Kalau lihat tren Desember 2023 naik terus turun maka kita perkirakan April 2024 naik lagi. Untuk itu warga harus mulai bersiap-siap dengan membersihkan rumah dan lingkungan masing-masing," ucap Ngabila di Jakarta, Rabu.

Ngabila mengatakan masing-masing kelurahan seharusnya saat ini sudah mulai mengaktifkan kegiatan satu rumah satu jumantik (juru pemantau jentik) untuk memberantas sarang nyamuk melalui kegiatan menguras, menutup, dan mengubur (3M).

"Warga diharap juga melakukan langkah serupa minimal seminggu sekali setiap Jumat," ucap Ngabila.

Ngabila juga menyarankan agar warga menanam tumbuhan pengusir nyamuk seperti lavender dan memelihara ikan pemakan jentik seperti jenis cupang.

Kemudian, ia juga menjelaskan pentingnya untuk  membiasakan perilaku hidup sehat dengan tidak membiasakan menggantung pakaian yang sudah dipakai.

"Bisa juga memakai obat nyamuk dan losion pengusir nyamuk," ujar Ngabila. "Penelitian juga memperlihatkan nyamuk DBD aktif jam 8-10 pagi dan 16-18 malam. Akan lebih baik melakukan penyemprotan nyamuk atau menggunakan losion antinyamuk pada jam-jam tersebut," kata dia.

Dia juga mengatakan perlunya pemberantasan sarang nyamuk di sembilan tatanan yakni terdiri atas lingkungan masyarakat, permukiman dan fasilitas umum, satuan pendidikan, satuan pasar, pariwisata, tatanan transportasi dan tertib lalu lintas jalan, perkantoran dan perindustrian, perlindungan sosial, serta tatanan pencegahan dan penanggulangan bencana.

Lebih jauh, untuk mencegah keparahan hingga meninggal akibat DBD, Ngabila menyarankan agar segera deteksi dini.

"Deteksi dan pengobatan dini adalah kunci. Bawa ke puskesmas segera jika ada gejala DBD untuk cek darah lengkap dan pemeriksaan NS1 untuk deteksi cepat DBD, pemeriksaan ini gratis," ungkap Ngabila.

Pada tahun 2023 di wilayah Jakarta Barat, kasus DBD pada Januari menjadi kasus tertinggi, yakni 132 kasus. Kemudian cenderung turun, lalu April naik lagi 125 kasus, dan selanjutnya turun lagi sampai Desember hanya 44 kasus.
Baca juga: Ada tiga tahap penanggulangan kesehatan akibat banjir di DKI Jakarta
Baca juga: Legislator minta DKI tingkatkan fasilitas layanan guna tekan angka DBD
Baca juga: Kemenkes gencarkan edukasi tentang Wolbachia untuk cegah disinformasi


Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024