Los Angeles (ANTARA) - Sebanyak 10 wanita keturunan Asia di Amerika dianugerahi penghargaan sebagai "Wanita Pemberani" (Women Who Dared) atas kontribusi mereka di berbagai bidang, seperti bisnis, politik, fesyen, seni pertunjukan, dan filantropi.

Prestasi mereka dinilai mewujudkan semangat mendobrak batasan, memicu perubahan, dan membuka jalan bagi generasi masa depan wanita keturunan Asia di Amerika untuk berkembang.

"Kami berkomitmen untuk bekerja sama menuju Amerika yang berkesetaraan dan berkeadilan sejati, bebas dari diskriminasi dan kebencian," ujar anggota Kongres Amerika Serikat (AS) Judy Chu, salah satu wanita keturunan Asia di Amerika yang berprestasi dan menerima penghargaan dalam sebuah acara gala yang diselenggarakan di Los Angeles, AS, pada Selasa (27/2) malam waktu setempat.

"Kita harus menyuarakan fakta bahwa kekuatan terbesar Amerika adalah keberagaman. Mari kita semua berani memberikan dampak dan memperbaiki negara ini," lanjut Chu.
 
 Anggota Kongres AS Judy Chu. (Xinhua/chu.house.gov)


Sementara itu, Yue-Sai Kan, pemimpin gala tersebut yang juga pembawa acara televisi, produser, penulis, dan wirausahawan keturunan China di Amerika mengatakan prestasi para perempuan itu mewujudkan semangat mendobrak batasan, memicu perubahan, dan membuka jalan bagi generasi masa depan wanita keturunan Asia di Amerika untuk berkembang.

Banyak penerima penghargaan mengungkapkan harapan mereka untuk pertukaran dan kerja sama AS-China yang lebih erat, dan berjanji untuk berkontribusi pada tujuan tersebut.

"Di dunia yang penuh dengan kesalahpahaman antarnegara, upaya-upaya seperti yang kami lakukan ini memainkan peran penting dalam membina keselarasan global," ujar Kan.

Kan, yang pernah meraih penghargaan Emmy Award, juga terkenal berkat karyanya dalam menjembatani kesenjangan lintas budaya. Dia menciptakan serial televisi "Looking East", serial televisi pertama yang memperkenalkan budaya dan adat istiadat Asia kepada penonton Amerika yang makin berkembang dan mau menerima.
 
Anne Shih, Ketua Dewan Gubernur Museum Bowers di California Selatan, Amerika Serikat. (Xinhua/bowers.org)  


Anne Shih, Ketua Dewan Gubernur Museum Bowers di Southern California yang juga salah satu penerima penghargaan mengungkapkan banyak penerima penghargaan mengungkapkan harapan mereka untuk pertukaran dan kerja sama AS-China yang lebih erat, dan berjanji untuk berkontribusi pada tujuan tersebut. 

"Kami akan terus menjadi jembatan antara AS dan China," ujar Shih.

"Kami berencana menjalin lebih banyak kerja sama dan program pertukaran dengan museum-museum China, guna memperkenalkan budaya China kepada masyarakat Amerika melalui berbagai pameran," ujar Shih kepada Xinhua.

Shih meluncurkan "Program Duta Muda" (Junior Ambassadors Program) untuk museum itu pada 2001, dengan tujuan memperkenalkan para peserta muda pada kekayaan sejarah dan budaya China kuno sekaligus membantu mereka meningkatkan keterampilan presentasi dan pelayanan publik.

Didirikan pada 1932 silam, Museum Bowers menjadi tempat bagi para pelajar di Orange County, Southern California, untuk mengenal sejarah dan peradaban China.
 
   Pengunjung Museum Bowers di Orange County, California Selatan, Amerika Serikat, pada 20 Oktober 2023. (Xinhua/Zeng Hui)


Museum Bowers sedang bekerja sama dengan mitra-mitra China-nya untuk memamerkan berbagai temuan arkeologis dari Provinsi Shaanxi, China, kepada masyarakat Amerika. Selain itu, museum tersebut akan membawa koleksi seni Kepulauan Pasifik-nya ke Museum Seni Pingtan di Provinsi Fujian, China, untuk program pertukaran.

Adapun Zhang Lu, pendiri dan mitra pengelola Fusion Fund, salah satu penerima penghargaan, mengatakan kepada Xinhua bahwa dia berharap dapat melihat lebih banyak lagi kerja sama AS-China dalam inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dirinya berjanji akan berkontribusi dalam menghapus sikap bias dan meningkatkan rasa saling pengertian di antara kedua negara.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024