San Francisco (ANTARA) - Administrasi Penerbangan Federal (Federal Aviation Administration/FAA) Amerika Serikat (AS) pada Rabu (28/2) mengatakan pihaknya akan memberikan tenggat waktu 90 hari kepada Boeing untuk membuat rencana aksi komprehensif guna mengatasi masalah pengendalian mutu yang sistemis.

Rencana tersebut juga harus mencakup langkah-langkah yang akan diambil Boeing untuk mematangkan program Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System/SMS), yang dicanangkannya pada 2019. Selain itu, Boeing juga harus mengintegrasikan program SMS dengan Sistem Manajemen Mutu, yang akan menjamin tingkat ketelitian dan pengawasan yang sama yang diterapkan pada para pemasok perusahaan, serta menciptakan peralihan yang nyata dan sistemis dalam pengendalian mutu manufaktur, demikian diuraikan dalam sebuah pernyataan.

"Boeing harus berkomitmen untuk melakukan perbaikan yang nyata dan mendalam. Membuat perubahan mendasar akan membutuhkan upaya berkelanjutan dari jajaran kepemimpinan Boeing, dan kami akan meminta pertanggungjawaban mereka di setiap langkahnya, dengan pencapaian dan ekspektasi yang dipahami bersama," kata Administrator FAA yang baru, Mike Whitaker, pada Selasa (27/2) setelah bertemu dengan CEO Boeing Dave Calhoun dan tim keselamatan seniornya.

"Boeing harus meninjau kembali setiap aspek dari proses pengendalian mutu mereka dan memastikan keselamatan menjadi prinsip utama perusahaan," kata Whitaker.

Dalam pernyataan yang dirilis pada Rabu sebagai respons terhadap pengumuman FAA, Calhoun mengatakan perusahaannya memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang perlu dilakukan dan tim kepemimpinan perusahaan berkomitmen penuh untuk mengatasi tantangan ini.

"Boeing akan mengembangkan rencana aksi komprehensif dengan kriteria yang nyata dan menunjukkan perubahan signifkan yang diminta oleh Administrator Whitaker dan FAA," kata Calhoun.

FAA menekankan bahwa rencana untuk memperbaiki masalah kualitas harus mempertimbangkan hasil audit lini produksi FAA yang sedang berlangsung dan temuan yang dirilis pada Selasa dalam laporan panel peninjauan ahli yang ditugaskan oleh FAA.

Laporan awal terkait insiden terlepasnya panel kabin pesawat Boeing 737 MAX milik Alaska Airlines bulan lalu dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (National Transportation Safety Board/NTSB) AS mengungkap bahwa empat baut penahan yang diperlukan untuk mencegah panel kabin tersebut terlepas tidak dipasang kembali setelah panel tersebut dibuka dan ditutup kembali di pabrik perakitan akhir Boeing 737 MAX di Renton.

Laporan panel ahli mengidentifikasi beberapa peningkatan substantif yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan sistem keselamatan Boeing, dan mengarahkan perusahaan itu untuk mengembangkan rencana aksi dalam kurun waktu enam bulan. Namun sehari kemudian, FAA memangkas tenggat waktu tersebut menjadi tiga bulan.

FAA telah menghentikan rencana peningkatan laju produksi pesawat jet 737 MAX yang direncanakan Boeing, dan untuk saat ini membatasinya di angka 38 unit per bulan. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024