Solo (ANTARA) - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI mengajak para mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memahami pentingnya anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) bagi ekonomi dalam negeri.

Kepala Perwakilan Kemenkeu Jawa Tengah Tri Wahyuningsih pada acara Nyimak dan Bicara Kebijakan Fiskal Kemenkeu yang diikuti oleh lebih dari 250 mahasiswa di Aula Gedung Suhardi FEB UNS Solo, Jawa Tengah, Kamis, mengatakan amanah yang diemban oleh kementerian tersebut adalah mengelola APBN yang merupakan uang rakyat Indonesia yang digunakan demi kesejahteraan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi global berdampak pada ekonomi daerah, termasuk di Jawa Tengah. Dalam hal ini fungsi APBN mampu menjadi peredam," kata Tri Wahyuningsih.

Menurut dia, APBN dapat menjadi peredam benturan atas risiko-risiko yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.

"Jika kita lihat kinerja APBN tahun 2023 yang sehat dan terjaga kuat, serta momentum pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan merupakan pijakan kuat bagi APBN dalam rangka mencapai target pembangunan Jawa Tengah di tahun 2024," katanya.

Pihaknya mencatat penerimaan APBN Jawa Tengah sampai dengan 31 Desember 2023 berhasil mencapai Rp111,85 triliun atau 105,73 persen dari target, serta realisasi belanja APBN mencapai Rp108,57 triliun atau 97,63 persen dari pagu.

Selain itu, dikatakannya, kemanfaatan APBN di dalam pembangunan Provinsi Jawa Tengah, di antaranya adalah sebagai instrumen dalam menjaga stabilitas harga dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, dikatakannya, saat ini kementerian tersebut makin dekat dengan mahasiswa, ditandai dengan adanya Fiscal Corner yang merupakan wadah atau ruang bersama dengan mahasiswa untuk mengetahui lebih mendalam tentang Kemenkeu ataupun terkait APBN.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UNS Prof Ahmad Yunus mengatakan sudah saatnya Kemenkeu menggandeng Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) serta fakultas lain di UNS untuk maju bersama-sama mengembangkan SDM baik di UNS maupun Kemenkeu.

Termasuk keberadaan Fiscal Corner, menurut dia sangat mendukung pelaksanaan perkuliahan di FEB, terutama pada program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

"Di fitur-fitur Fiscal Corner yang akan diisi dengan adanya materi perkuliahan itu sangat penting karena untuk kerja sama di kampus ada MBKM. Mahasiswa diberi kesempatan 1-2 semester untuk beraktivitas di luar kampus. Dosennya juga demikian, boleh mengajar di luar kampus baik sebagai pengajar maupun sebagai konsultan dan sebagai tutor," katanya.

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024