Jakarta (ANTARA) - Citibank Indonesia dan Plan Indonesia meluncurkan program Yout-Led Agri-Food guna mendukung kaum muda meningkatkan ketahanan pangan di daerah terpencil.

Program Yout-Led Agri-Food difokuskan untuk Kota Soe yang memiliki tingkat tengkes (stunting) tertinggi di Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni sebesar 48,3 persen.

“Citi berkomitmen untuk berkontribusi aktif pada masyarakat dimana kami bekerja, termasuk di Indonesia,” kata Country Head of Public Affairs Citi Indonesia Puni Ayu Anjungsari di Jakarta, Jumat.

Program Youth-Led Agri-Food diterapkan sejalan dengan peta jalan (roadmap) Pemerintah Indonesia untuk mencapai ketahanan pangan Indonesia yang berkelanjutan pada tahun 2025 dan mengurangi prevalensi stunting hingga 14 persen pada tahun 2024.

Melalui program tersebut, akan dibangun sistem pangan yang lebih tangguh dengan memperkuat para pemuda Soe untuk menghasilkan pangan yang bergizi dan berkelanjutan.

Program Youth-Led Agri-Food akan berlangsung hingga tahun 2025 dan akan memberikan pelatihan kepada 400 orang petani muda di 25 desa di Kabupaten Timor Tengah Selatan, yang sebagian besar merupakan perempuan.

Pelatihan tersebut mencakup metode pertanian dan peternakan yang berkelanjutan untuk memberikan kaum muda pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk merintis usaha suplai makanan yang ramah lingkungan.

Data dari Citi Global Perspective & Solutions memperkirakan dampak malnutrisi terhadap perekonomian global bisa mencapai 3,5 triliun dolar AS per tahun dikarenakan tingginya harga pangan dan faktor makroekonomi lainnya.

Menimbang potensi tersebut, Citi dan Citi Foundation terus berperan aktif dalam mengatasi tantangan itu dengan memanfaatkan bisnis, sumber daya manusia, dan dukungan filantropi untuk mendukung solusi inovatif berskala global.

Upaya itu melibatkan mobilisasi aliran modal dan pembiayaan untuk sistem pangan global, yang salah satunya diwujudkan melalui program Youth-Led Agri-Food di Soe.

Direktur Eksekutif Plan Indonesia Dini Widiastuti mengatakan, sebagai organisasi non-profit, Plan Indonesia telah memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di Kabupaten Timor Tengah Selatan, termasuk di Soe.

"Melalui dukungan dari Citi Foundation, kami bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, memperkuat kapasitas ekonomi petani muda, khususnya perempuan, di wilayah Timor Tengah Selatan,” ujarnya.

Plan Indonesia juga sudah bekerja sama dengan komite Green SKill, sehingga kaum muda di Soe, bisa memimpin perkembangan hidup sehat, berkontribusi terhadap penghasilan dan perekonomian keluarganya.

Program Youth-Led Agri-Food bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan pangan dan kualitas hidup bagi masyarakat setempat, meningkatkan kemampuan petani muda dalam menghasilkan produk pertanian pangan yang sehat sekaligus membantu mengurangi masalah stunting di wilayah Soe.

Selain itu, Plan Indonesia beserta mitra berkomitmen untuk mendukung optimalisasi lahan yang kurang produktif agar para petani muda dapat memperpendek tahapan produksi pangan, sehingga lebih mudah dijangkau oleh masyarakat setempat.

"Memastikan pasokan pangan yang cukup menjadi tantangan yang cukup serius di Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia," tuturnya.

Adapun menurut data dari Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 2022, terdapat sekitar 16,2 juta orang di Indonesia yang masih mengalami kelaparan atau ketidakpastian pangan.

Data dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 juga mencatat tingginya prevalensi stunting nasional di angka 21,6 persen.

Baca juga: Pemerintah perlu mempermudah akses lahan untuk petani milenial
Baca juga: Pertanian cerdas tingkatkan produktivitas hingga dua kali lipat
Baca juga: Roro Esti sebut pentingnya regenerasi petani

 

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024