London (ANTARA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Sabtu menyampaikan keprihatinan atas dugaan pengeboman oleh Israel terhadap tenda-tenda yang menaungi warga sipil di Rafah, Jalur Gaza selatan yang menyebabkan korban jiwa.

"Laporan menyatakan bahwa tenda-tenda yang menaungi warga di Rafah dibom - dilaporkan menewaskan 11 orang dan melukai 50 lainnya, termasuk anak-anak - sungguh keterlaluan dan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus pada platform X.

"Diantara mereka yang tewas adalah petugas kesehatan. Petugas kesehatan dan warga sipil #BukanTarget, dan harus dilindungi kapanpun," kata dia, mendesak Israel untuk melakukan gencatan senjata.

Lebih dari 1,4 juta warga Palestina mengungsi akibat serangan Israel di Gaza berkumpul di Rafah, mencari perlindungan dari pertempuran.

Rencana Israel untuk melakukan serangan terhadap kota tersebut telah menimbulkan peringatan internasional, dan banyak negara mendesak agar operasi tersebut ditahan atau dibatalkan.

Setidaknya 30.320 orang terbunuh dan 71.533 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah tersebut. Sekitar 1.200 orang tewas dalam serangan awal yang dilakukan kelompok Palestina Hamas.

PBB mengatakan tempat penampungan di Gaza melebihi kapasitas, dan makanan serta air habis. Badan itu telah memperingatkan akan meningkatnya resiko kelaparan.


Sumber: Anadolu
Baca juga: Biden minta Netanyahu jamin keselamatan warga sipil di Kota Rafah
Baca juga: PBB sebut peperangan di Rafah perburuk kondisi kemanusiaan di Gaza
Baca juga: PBB: Pengungsi Palestina tak punya tempat berlindung di Rafah

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024