Deteksi dini kanker itu perlu dilakukan terutama kaum perempuan jangan sampai datang terlambat
Cianjur (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang Cianjur Jawa Barat selama satu tahun terakhir telah memberikan pelayanan maksimal terhadap 1.000 pasien penderita kanker yang setiap tahun jumlahnya terus meningkat.

Dokter penyakit dalam ahli kanker RSUD Sayang Cianjur dr Tri Tuti Hastuti di Cianjur Minggu mengatakan, sejak RSUD Sayang Cianjur membuka layanan pengobatan kanker tahun 2021 sudah memberikan pelayanan terhadap 200 orang pasien.

"Tahun 2022 meningkat menjadi 400 orang dan 2023 sampai 1.000 lebih dengan berbagai macam kanker didominasi kanker payudara, sehingga berbagai pelayanan terkait pasien kanker terus ditingkatkan," katanya.

Tuti menjelaskan, jumlah penderita kanker yang tercatat setiap tahun, belum mewakili keseluruhan karena banyak yang tidak memeriksakan diri atau memilih berobat ke rumah sakit di luar Cianjur.

Pihaknya menilai dengan banyaknya pasien memeriksakan diri ke RSUD Cianjur, membuat pihak rumah sakit dapat lebih meningkatkan pelayanan khusus pasien penderita kanker yang selama ini datanya sulit didapat karena masyarakat memilih upaya lain.

"Kami bersama dinas kesehatan menggencarkan sosialisasi pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan terutama perempuan ketika mendapati benjolan di tubuhnya terutama payudara, sehingga saat ini banyak yang datang untuk melakukan pemeriksaan dan penanganan," katanya.

Seiring dengan Hari Kanker Sedunia yang jatuh pada 4 Februari mengusung tema "Close the Care Gap" penanganan terhadap pasien kanker tidak boleh ada kesenjangan, RSUD Sayang sudah dapat menangani kanker melalui pengobatannya berupa operasi, kemoterapi dan hipnoterapi.

Sedangkan untuk radioterapi pihaknya masih mengirim sampel data atau hasilnya ke Rumah Sakit di Bandung, sehingga pihaknya mengimbau warga yang menemukan gejala kanker di tubuhnya dapat segera datang ke RSUD Sayang guna mendapat pelayanan pengobatan.

"Deteksi dini kanker itu perlu dilakukan terutama kaum perempuan jangan sampai datang terlambat, kalau stadiumnya sudah tinggi penanganan-nya lebih susah dari saat datang masih dalam stadium satu dan stadium dua," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024