BDD 2024 merupakan program peningkatan kapasitas dan kompetensi para pelaku ekonomi kreatif khususnya pada subsektor aplikasi, game, pengembangan web dan IoT
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mengungkapkan program Baparekraf Developer Day atau BDD 2024 meningkatkan kapasitas dan kompetensi pelaku ekonomi kreatif (ekraf) subsektor aplikasi, web, Internet of Things (IOT) dan game atau digital talent.

"BDD 2024 merupakan program peningkatan kapasitas dan kompetensi para pelaku ekonomi kreatif khususnya pada subsektor aplikasi, game, pengembangan web dan IoT," ujar Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf Nia Niscaya di Jakarta, Senin.

Nia menambahkan, Kemenparekraf bekerjasama dengan industri IT dan akademisi menghadirkan program Baparekraf Developer Day (BDD) 2024 dengan tema "Bridging the Digital Skills Gap: Paving the Way for Digital Indonesia".

Dalam BDD 2024 ini terdapat enam track pembelajaran bagi para peserta yakni Android developer, frontend web developer, machine learning developer, multiplatform app developer, backend developer, dan data scientist.

"Ketika kita melihat sektor ini dari sisi statistik, kalau dari nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun lalu mencapai 83 miliar dolar AS dan diproyeksikan akan tumbuh menjadi 109 miliar dolar AS pada tahun 2025," kata Nia.

Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin di era digital. namun, di balik itu ada kesenjangan keterampilan digital atau digital skills gap antara permintaan dengan ketersediaan tenaga kerja. Diharapkan dengan program BDD 2024 bisa menjadi awalan yang baik untuk menciptakan generasi muda yang kreatif, inovatif, dan kompetitif di era digital.

Dalam kesempatan sama, Direktur Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenparekraf/Baparekraf Yuana Rochma Astuti mengatakan bahwa tahun ini akan ada penyelenggaraan BDD dilakukan secara offline karena saat ini sudah bisa kembali melaksanakan semua kegiatan secara offline, sehingga Kemenparekraf ingin kembali mendekatkan antara para calon talenta digital yang dijaring dengan industri secara langsung.

"Jadi nanti dengan kegiatan secara langsung ini maka interaksinya akan berbeda. Mereka akan bertemu secara personal dengan developer lainnya untuk membuat jaringan, menerima ilmu secara langsung dari para pakar, dan tentunya kita dengan menggelar kegiatan offline itu nantinya membangkitkan ekonomi lokal," kata Yuana.

Mengapa temanya "Bridging", lanjutnya, karena sekarang ini Indonesia sedang mengalami emas demografi. Generasi muda cukup banyak, tetapi Indonesia mengalami kekurangan digital talent.

Kebutuhan digital talent Indonesia diperkirakan sebanyak 9 juta sampai tahun 2035 artinya per tahun diperkirakan harus menghasilkan 600 ribu digital talent, sementara pemerintah sendiri menghasilkan 200-400 ribu digital talent per tahun.

"Oleh karena itu kita harus bekerja sama dengan industri, BDD ini bagian kerja sama dengan industri di mana kegiatan ini mempertemukan industri dengan 1.000 calon developer yang kita jaring sedangkan yang mendaftar sendiri sudah lebih dari 1.500 orang," kata Yuana.

Selain masalah kekurangan digital talent, Kemenparekraf ingin memberikan bridging kebutuhan industri dengan kampus. Kemenparekraf menjaring lulusan kampus dan para developer, dan juga menghadapi fenomena digital nomad yang saat ini banyak sekali hadir di Indonesia. Baparekraf Developer Day (BDD) 2024 diselenggarakan secara offline di Kota Bandung, Jawa Barat pada Sabtu 9 Maret 2024.

Baca juga: Kemenparekraf gelar Baparekraf Developer Day untuk pengembang aplikasi
Baca juga: Potensi nilai ekonomi wisatawan domestik capai Rp2 ribu triliun
Baca juga: Kemenparekraf gelar bimtek untuk tingkatkan kompetensi fotografi

 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024