Komisi X DPR RI menyetujui pagu anggaran definitif untuk Perpusnas RI tahun anggaran 2024 sebesar Rp725.830.194.000
Jakarta (ANTARA) -
Anggota Komisi X DPR RI Nuroji menilai anggaran Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI perlu ditambah untuk meningkatkan literasi atau kemampuan membaca dan menulis masyarakat Indonesia.
 
"Anggaran Perpusnas itu dari tahun ke tahun tidak pernah naik. Artinya, tidak signifikan jadi sangat kecil kalau untuk mendongkrak kemampuan literasi kita, masih sangat kecil," kata Nuroji dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.

Baca juga: Anggota DPR dorong pengangkatan pustakawan jadi ASN dimaksimalkan
 
Menurutnya, penambahan anggaran tersebut juga menjadi bentuk dukungan dari negara terhadap peningkatan kapasitas perpustakaan dalam meningkatkan minat baca masyarakat Indonesia yang masih tergolong rendah.
 
Selain penambahan anggaran, Nuroji juga mendukung Perpusnas melakukan transformasi dari perpustakaan konvensional menjadi perpustakaan kekinian. Dia berharap Perpusnas mampu meningkat literasi dengan menggunakan pendekatan digitalisasi.
 
Contohnya, kata dia melanjutkan, dengan menempatkan lebih banyak pojok baca digital di daerah ataupun konsep perpustakaan kafe yang sedang diminati masyarakat Indonesia, terutama kalangan anak muda.
 
Sebelumnya, Komisi X DPR RI menyetujui pagu anggaran definitif untuk Perpusnas RI tahun anggaran 2024 sebesar Rp725.830.194.000.
 
Kepala Perpusnas RI Muhammad Syarif Bando menjelaskan rincian pagu anggaran Perpusnas RI berdasarkan fungsi, yakni fungsi pendidikan sebesar Rp463.740.424.000 atau setara 63,89 persen dan fungsi pelayanan umum sebesar Rp262.089.770.000 atau setara 36,11 persen.

Baca juga: Gol A Gong: Kebiasaan membaca antarkan saya jelajahi 20 negara gratis
 
Kemudian, berdasarkan sumber dana, dari rupiah murni sebesar Rp725.342.731.000 atau 99,93 persen, sedangkan dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp487.463.000 atau 0,07 persen.
 
Selanjutnya, berdasarkan prioritas, untuk prioritas nasional adalah sebesar Rp379.842.966.000 atau 52,33 persen dan non prioritas nasional sebesar Rp345.987.228.000 atau 47,67 persen.
 
Berdasarkan jenis belanja, belanja pegawai sebesar Rp148.090.433.000 atau 20,40 persen. Belanja barang Rp486.960.620.000 setara 67,09 persen, kemudian belanja modal Rp90.779.141.000 atau setara 12,51 persen.
 
“Komposisi pagu anggaran per unit kerja pada Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi sebesar Rp144.797.381.000 atau 19,95 persen,” ujar Syarif.
 
Ia melanjutkan pada Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan alokasi anggaran sebesar Rp275.326.305.000 atau 37,93 persen dan pada Sekretariat Utama sebesar Rp231.233.498.000 atau 31,86 persen.

Baca juga: Duta Baca Papua inisiasi Gerakan Waktu Membaca Keluarga

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024