PBB (ANTARA) - Seorang utusan China pada Selasa (5/3) mendesak Israel untuk berhenti mendiskreditkan "solusi dua negara".

"Kami mendesak Israel untuk berhenti mendiskreditkan solusi dua negara, berhenti mengikis dasar solusi dua negara, dan mengakhiri aktivitas permukiman ilegalnya," kata Geng Shuang, Deputi Perwakilan Tetap China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kepada Majelis Umum PBB (United Nations General Assembly/UNGA) tentang penggunaan hak veto.

Geng menekankan bahwa hampir lima bulan setelah konflik Gaza meletus, seruan Dewan Keamanan (DK) PBB untuk gencatan senjata dihalangi secara paksa oleh Amerika Serikat (AS) untuk keempat kalinya, "yang menurut China sangat mengecewakan."

Dia menambahkan bahwa hasil pemungutan suara DK PBB dengan jelas menunjukkan bahwa dalam hal menuntut gencatan senjata di Gaza, sebagian besar anggota dewan sepakat.

"Namun, AS telah menjadi satu-satunya negara yang menyalahgunakan hak vetonya untuk menghambat konsensus Dewan (DK PBB), sehingga menyebabkan ketidakpuasan yang meluas di komunitas internasional," ujar Geng.

Dia menggarisbawahi bahwa gencatan senjata segera di Gaza "merupakan prasyarat untuk menyelamatkan warga sipil tak berdosa dan memberikan bantuan kemanusiaan, serta kunci untuk menghindari eskalasi lebih lanjut dan meluasnya konflik."

"Dengan semakin dekatnya Ramadhan, masyarakat internasional harus mendorong gencatan senjata segera dan mengakhiri konflik dengan rasa urgensi dan tekad politik yang paling kuat, untuk menjaga harapan hidup bagi penduduk Gaza," katanya.

"Kami mendesak Israel untuk segera mengubah haluan, membatalkan rencana serangannya terhadap Rafah, menghentikan serangan militer ke Gaza, serta menghentikan pemindahan paksa dan hukuman kolektif terhadap penduduk Palestina," tambah Geng.

"Kami menyerukan kepada negara yang bersangkutan untuk mengesampingkan pertimbangan geostrategis dan kalkulasi politik dalam negeri, bersikap benar-benar netral dan bertanggung jawab dalam membuat pilihan yang tepat, serta memainkan peran yang konstruktif dalam mendorong gencatan senjata di Gaza," lanjutnya.

Utusan China itu menyatakan bahwa Gaza yang tengah dilanda serangan menghadapi bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan pasokan untuk bertahan hidup yang sangat minim, hampir 600.000 orang di ambang kelaparan, dan tatanan sosial yang hampir runtuh.

"Kami mendesak Israel, sebagai pemegang kekuasaan pendudukan, agar mematuhi kewajibannya di bawah hukum internasional untuk menjamin masuknya pasokan kemanusiaan yang cukup dengan aman, cepat, dan tanpa hambatan. Langkah-langkah praktis harus diambil untuk melindungi keselamatan badan-badan dan personel kemanusiaan dan untuk memfasilitasi mereka dalam memberikan bantuan."

"Resolusi 2712 dan 2720 yang diadopsi oleh DK PBB harus diimplementasikan secara penuh," tegas utusan tersebut.

Geng mengatakan bahwa "solusi dua negara" merupakan satu-satunya cara yang layak untuk menyelesaikan masalah Palestina-Israel.

Dia menambahkan bahwa baru-baru ini, beberapa tokoh politik Israel secara terbuka dan berulang kali menolak solusi dua negara dan segala upaya internasional menuju kemerdekaan Palestina. "Ini sangat mengkhawatirkan."

"China menyerukan upaya diplomatik internasional dan regional yang lebih intensif untuk membentuk kembali proses multilateral yang kredibel, merevitalisasi prospek politik untuk solusi dua negara, dan memulai kembali perundingan Palestina-Israel secara langsung. Kami menyerukan konferensi perdamaian internasional yang lebih luas dan efektif. Kami mendukung Palestina untuk menjadi negara anggota penuh PBB secepatnya," ucapnya.

Lebih lanjut Geng menekankan bahwa China akan terus bekerja tanpa lelah dengan komunitas internasional untuk segera mengakhiri pertempuran di Gaza, meringankan bencana kemanusiaan, mengimplementasikan solusi dua negara, serta mencapai perdamaian dan stabilitas yang langgeng di Timur Tengah.

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024