Berlin (ANTARA) - Institut Riset Ekonomi ifo (ifo Institute for Economic Research) pada Rabu (6/3) merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Jerman di 2024 menjadi 0,2 persen dari 0,7 persen dalam proyeksi mereka pada Januari.

Perekonomian terbesar di Eropa ini "lumpuh, ... dan tertinggal jauh" di belakang negara-negara besar Eropa lainnya, demikian menurut wadah pemikir ekonomi terbesar di Jerman itu.

Sementara negara-negara Eropa lainnya telah mengalami pemulihan bertahap sejak musim gugur 2023, ekonomi Jerman justru menyusut 0,3 persen pada kuartal terakhir tahun lalu.

Menurut ifo, nilai tambah dalam industri dan sektor konstruksi Jerman mengalami kontraksi tajam.

"Konsumen yang menahan diri, suku bunga yang tinggi, dan kenaikan harga, langkah penghematan pemerintah, serta lemahnya ekonomi global saat ini menghambat ekonomi di Jerman dan mengarah pada resesi musim dingin lainnya," ujar pakar ifo, Timo Wollmershaeuser, dalam sebuah pernyataan.
 
  Seorang pelanggan berbelanja di sebuah supermarket di Berlin, Jerman, pada 8 November 2023. (Xinhua/Ren Pengfei)

Akibat kegagalan realokasi dana bantuan COVID-19 untuk aksi iklim, pemerintah Jerman terpaksa memangkas secara signifikan rencana anggarannya. Konsumen menjadi pihak yang sangat terdampak setelah tunjangan sosial dipotong dan secara bersamaan pajak energi dan perjalanan udara dinaikkan.

Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman diperkirakan turun 0,1 persen pada kuartal pertama (Q1) tahun ini. Wollmershaeuser menyebut bahwa "output ekonomi akan mengalami akselerasi menjelang pertengahan tahun saat beban suku bunga dan harga berangsur-angsur menghilang dan daya beli konsumen meningkat."

Setelah anjlok selama tiga tahun di tengah pandemi dan kemudian krisis energi, upah riil di Jerman naik tipis 0,1 persen pada 2023, menurut Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis). Sebaliknya, inflasi naik ke tingkat tahunan rata-rata 5,9 persen pada periode yang sama.

Inflasi Jerman pada 2024 diperkirakan akan mencapai rata-rata 2,3 persen, sedikit lebih tinggi dari target 2 persen Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB), menurut ifo Institute.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024