Tokyo (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo menangani 20 warga negara Indonesia anak buah kapal (ABK) penangkap ikan tuna berbendera Jepang Fukuei-Maru No.8 yang kandas di Kepulauan Izu, Tokyo, Minggu (3/3).

“Alhamdulillah teman-teman semua dalam keadaan selamat dan sehat. Selamat kembali ke tanah air berkumpul bersama keluarga. Aman sampai di rumah kembali,” ujar Dubes Heri kepada 20 orang ABK yang tengah mengurus dokumen kekonsuleran di Gedung KBRI Tokyo, Kamis.

Heri menyampaikan rasa syukur karena para ABK WNI selamat.

“Silakan disampaikan apa yang menjadi kekurangan, kami akan bantu semua dari KBRI Tokyo. Saya akan sampaikan kepada pejabat terkait, termasuk di Kagoshima, tentang peristiwa yang terjadi. Sekali lagi saya sampaikan rasa syukur yang sedalam-dalamnya semua dalam keadaan sehat,” katanya

KBRI Tokyo pada Kamis (7/3) menerbitkan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) untuk memfasilitasi pemulangan para ABK WNI ke Indonesia karena paspor mereka turut hanyut di laut.

Para kru berkesempatan beristirahat di KBRI Tokyo sebelum bertolak kembali ke tanah air pada Jumat (8/3) jam 00.00 dini hari waktu setempat.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan RI Antoni Arif dalam kesempatan yang sama berdialog dengan seluruh kru kapal.

Selain mengucap syukur atas keselamatan seluruh ABK Indonesia, Antoni memastikan komitmen Pemerintah RI untuk memberikan pelindungan kepada seluruh WNI yang bekerja di pelayaran internasional.

Turut hadir dalam kegiatan ini Koordinator Fungsi Protokol Konsuler KBRI Tokyo Titik Nahilal Hamzah, Atase Imigrasi Arya Pradhana Anggakara dan Atase Perhubungan Ikhsandy Wanto Hatta.

Informasi mengenai kecelakaan Kapal Penangkap Ikan Tuna, Fukuei-maru diperoleh KBRI Tokyo saat awal kejadian dari Penjaga Pantai Jepang (Japan Coast Guard/JGC) di Shimoda, Shizuoka.

Koordinasi dilakukan dengan otoritas terkait untuk memastikan keselamatan para awak WNI.

Kapal Fukuei-maru mengalami kerusakan mesin dan kandas di Kepulauan Izu, Tokyo sekitar pukul 17.00 waktu setempat pada Minggu (3/3).

Kapal tersebut dihempas ombak setinggi 2,5 meter hingga menyebabkan kapal miring hingga 45 derajat.

Pada Senin (4/3) jam 04.00 waktu setempat, kapal kandas di sisi utara Kozushima, Kepulauan Izu, Tokyo. Seluruh WNI ABK dalam keadaan selamat dan dievakuasi menggunakan helikopter JCG Shimoda ke rumah sakit terdekat di Kozushima, Tokyo.

Yantho Tohis (46 tahun) ABK yang telah bekerja selama empat tahun di bagian mesin kapal menceritakan kejadian tersebut.

“Saya bertugas di bagian mesin. Saat kejadian kapal mati mesin. Saya bertiga dengan dua kru mesin orang Jepang. Saya upayakan mesin bisa hidup melalui pembersihan filter agar bahan bakar bisa lancar mengalir ke generator, tapi sulit dilakukan karena butuh waktu?" katanya.

Kemudian dia dan kru melepas jangkar tetapi terhempas karena kerasnya ombak.

"Kapal terapung dan kandas di batu karang karena jangkar rusak. Jam 6 pagi pertolongan datang melalui helikopter. Terima kasih kepada kawan-kawan KBRI Tokyo atas bantuannya,” tutur Yantho.

Kapal Fukuei-maru nomor 8 itu tengah berlayar dari Pelabuhan Kagoshima di Prefektur Kagoshima menuju perairan laut Amerika Selatan untuk menangkap ikan tuna.

Jumlah total kru 25 orang, terdiri dari satu orang kapten, dua orang officer, serta 22 ABK. Dari 25 orang tersebut, 20 orang ABK adalah WNI.

Baca juga: Pemerintah tangani 20 ABK WNI korban kapal kandas di perairan Jepang
Baca juga: Enam ABK WNI korban kecelakaan kapal di Jepang belum ditemukan

Baca juga: KBRI Tokyo salurkan bantuan untuk WNI terdampak gempa
 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024