Palangka Raya (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mencatat sebanyak 2.470 kepala keluarga (KK) di kota ini terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Rungan dan Sungai Kahayan.

"Hingga Senin (11/3) kemarin, banjir luapan dua sungai besar yang melintasi Palangka Raya sudah berdampak terhadap 5.773 jiwa atau 2.470 kepala keluarga," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kota Palangka Raya Hendrikus Satriya Budi di Palangka Raya, Selasa.

Dia mengatakan sebanyak 5.773 warga itu berasal dari 18 wilayah kelurahan yang tersebar di empat kecamatan. Sebagian dari warga tersebut ada yang mengungsi karena rumahnya terendam.

"Berdasarkan laporan dari para lurah disampaikan ada 1.181 rumah warga yang tergenang dan air masuk sampai ke lantai rumah," kata Budi.

Baca juga: DPR RI: Banjir di Kalteng jangan sampai tambah korban jiwa

Saat ini, menurut dia, BPBD Palangka Raya sudah mendirikan posko pengungsian di Kelurahan Langkai dan Kelurahan Palangka. Posko ini untuk menampung sementara warga yang rumahnya terendam banjir.

Budi menegaskan Pemerintah Kota Palangka Raya dan BPBD terus memberikan bantuan kepada warga terdampak banjir.

Budi juga menyampaikan bahwa Penjabat Wali Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu, Minggu (10/3), sudah meninjau beberapa wilayah terdampak banjir seperti di Jalan Danau Rangas, Kelurahan Bukit Tunggal, Kelurahan Petuk Katimpun, dan kawasan Flamboyan, Kelurahan Langkai.

Hera Nugrahayu pun meminta warga yang ada di wilayah bantaran Sungai Kahayan agar lebih mewaspadai kenaikan debit air, mengingat saat ini hujan sering terjadi.

"Saat ini ada sejumlah kepala keluarga yang terdampak kenaikan debit air Sungai Kahayan. Kami minta warga tetap waspada," katanya.

Baca juga: Cuaca ekstrem, BPBD Palangka Raya: Waspadai banjir susulan

Di wilayah tersebut kenaikan air Sungai Kahayan dan Sungai Rungan rata-rata menggenangi jalan lingkungan dan sebagian perumahan. Dia mengatakan air sungai yang naik hingga ke jalan bahkan di dalam rumah akibat curah hujan tinggi.

"Kenaikan debit air sungai ini terjadi karena tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah Palangka Raya, serta wilayah kabupaten lain yang menjadi hulu Sungai Kahayan dan Sungai Rungan," ujarnya.

Saat ini pihaknya terus melakukan pemantauan secara berkala di sejumlah lokasi untuk mengantisipasi meluasnya dampak luapan air sungai tersebut.

Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait perkiraan cuaca harian maupun prospek cuaca mingguan.

Baca juga: Sejumlah pemukiman di Palangka Raya terendam luapan Sungai Kahayan

Warga di bantaran sungai atau kawasan dataran rendah juga diminta tidak meletakkan barang elektronik di lantai. Hal ini untuk mengantisipasi bahaya jika banjir datang tiba-tiba.
 

Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024