Kupang (ANTARA) - Sebanyak 10 unit kapal motor milik nelayan di Kampung Nelayan Oesapa, Kecamatan Oesapa Kota Kupang kapasitas 2-3 GT dilaporkan mengalami kerusakan berat akibat diterjang gelombang tinggi saat terjadi banjir pesisir atau banjir ROB di daerah itu.

Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Angsa Laut Oesapa Kupang, Muhammad Mansur Dokeng (42) ditemui di pesisir pantai Oesapa, Kota Kupang, Selasa, mengatakan bahwa sejumlah kapal motor itu hancur akibat gelombang ROB yang sangat deras yang terjadi sejak Senin (11/3) malam hingga Selasa (12/3) siang.

“Tidak ada tempat buat nelayan di sini untuk menyelamatkan kapal motornya, hasil akhirnya terpaksa pasrah dengan keadaan,” katanya.

Dia mengatakan bahwa para nelayan di daerah itu bukan tidak mau menyelamatkan kapalnya ke lokasi yang tersembunyi, tetapi karena lokasi aman untuk berlindung kapal motor itu tidak ada.

Baca juga: 75 rumah warga di pesisir Kupang terdampak banjir rob setinggi lutut

Baca juga: BMKG: Waspada banjir rob hingga 16 Maret di perairan NTT


Muhammad Mansur yang pernah menjadi nelayan inspiratif saat berhasil menyelamatkan puluhan nelayan ketika terjadi bencana alam Seroja pada tahun 2021 itu mengatakan tidak ada nelayan yang mau kapal motor mereka hancur.

‘Kami justru sudah menerima imbauan dari BMKG sejak tiga hari lalu, tetapi mau bagaimana lagi,” ujar dia.

Karena itu dia berharap pemerintah Kota Kupang bisa segera mengeluarkan anggaran untuk membangun penahan gelombang serta tempat berlindung bagi kapal-kapal nelayan di daerah itu.

Sehingga di tahun depan terjadi lagi, tidak ada kerugian yang dialami oleh para nelayan di pesisir pantai Oesapa itu.

Pewarta ANTARA yang sempat meninjau langsung kondisi terakhir di Kampung Nelayan Oesapa menemukan sejumlah ruas jalan dipenuhi oleh puing-puing kayu yang terbawa saat banjir rob itu terjadi.

Beberapa kapal motor nelayan yang tidak bisa disembunyikan dari gelombang tinggi di lokasi itu dibiarkan dihantam gelombang dan rusak serta tenggelam.

Banjir ROB itu juga mengakibatkan beberapa kafe panggung yang dibangun di pesisir pantai kampung nelayan itu juga ikut hancur hanya tersisa puing-puing.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Kupang sebelumnya sudah mengimbau agar masyarakat mewaspadai banjir pesisir yang terjadi di daerah itu.

BPBD juga mengimbau nelayan agar menyembunyikan kapal motor mereka agar tidak menimbulkan kerusakan yang signifikan akibat. cuaca ekstrem itu.*

Baca juga: BMKG: Waspadai rob berpeluang landa pesisir tiga pulau di NTT

Baca juga: BMKG: Waspadai rob berpeluang landa wilayah pesisir enam pulau di NTT

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024