Moskow (ANTARA) - Rusia tidak menghasut negara-negara di Afrika dan tidak membuat mereka menentang Prancis karena Moskow tidak memiliki tugas seperti itu, kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah wawancara dengan Rossiya 1 dan Ria Novosti.

Putin mengatakan bahwa reaksi tajam dari Presiden Prancis Emmanuel Macron terhadap Moskow mungkin terkait dengan tindakan di Afrika.

"Ya, saya pikir ada semacam kebencian. Tapi ketika kami mempertahankan kontak langsung dengannya, kami berbicara cukup terbuka mengenai topik ini," kata Putin.

"Kami tidak pergi ke Afrika dan tidak memaksa Prancis keluar dari sana," lanjut pemimpin Rusia itu.

Putin mengatakan bahwa di banyak negara di mana Prancis pernah mendominasi secara historis, berbagai negara itu dinilai tidak terlalu ingin berurusan dengan Paris, meskipun ada negara-negara Afrika lainnya yang tenang dengan kehadiran Prancis.

"Namun, kami tidak ada hubungannya dengan hal itu, kami tidak menghasut siapa pun di sana, kami tidak membuat siapa pun menentang Prancis. Kami tidak memiliki tugas-tugas seperti itu," ujar Putin.

"Sejujurnya, kami tidak memiliki tugas-tugas negara bagian dan nasional seperti itu di tingkat negara Rusia. Kami hanya berteman dengan mereka (negara-negara di Afrika)- itu saja. Mereka ingin mengembangkan hubungan dengan kami. Demi Tuhan, kami bersedia melakukan itu. Tidak ada yang perlu tersinggung," tambahnya.

Putin melanjutkan dengan mengatakan bahwa Rusia tidak memaksakan diri ke Afrika dan tidak memaksa Prancis keluar dari sana; Para pemimpin Afrika sendiri ingin bekerja sama dengan Federasi Rusia.

"Kami tidak mendorong siapa pun keluar. Hanya saja para pemimpin Afrika di beberapa negara setuju dengan operator ekonomi Rusia dan ingin bekerja sama dengan mereka tetapi tidak ingin bekerja sama dengan Prancis dalam beberapa hal. Itu bukan inisiatif kami, melainkan inisiatif teman-teman kami di Afrika. Namun, tidak jelas mengapa mereka (Prancis) harus tersinggung pada kami dalam hal ini,” katanya.

Putin mengemukakan bahwa sebuah negara merdeka tentu ingin mengembangkan hubungan dengan mitranya dari negara lain, termasuk Federasi Rusia.

Sumber: Sputnik
Baca juga: Macron tuduh Rusia sebarkan pengaruh dengan cara "kejam" di Afrika
Baca juga: Dua warganya tewas di Ukraina, Prancis panggil dubes Rusia
Baca juga: Prancis simpulkan pemberontakan Wagner tunjukkan Rusia rapuh
l

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024