Tokyo (ANTARA) - Ketua badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Rafael Mariano Grossi pada kunjungannya ke Jepang menekankan pentingnya transparansi penuh dalam pembuangan air limbah radioaktif dari PLTN Daiichi di Fukushima ke Samudra Pasifik.

Grossi, saat berbicara di NHK pada Selasa (12/3), menegaskan bahwa Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) secara mandiri mengawasi keamanan air limbah, dan menegaskan kembali bahwa pembuangan air limbah radioaktif ke Samudera Pasifik yang dimulai pemerintah Jepang dan perusahaan pengelolanya pada Agustus 2023, telah memenuhi standar keselamatan internasional.

Mengacu pada sikap terhadap negara-negara, seperti China, yang menentang pembuangan air limbah atau negara-negara yang menyatakan keprihatinan mereka terhadap situasi tersebut.

Grossi menekankan bahwa "dialog yang dapat menghilangkan kekhawatiran" sedang berlangsung dan bahwa ia “menerima kesan bahwa negara-negara ini secara bertahap memahami situasinya."

Menyoroti "misinformasi dan kebingungan" mengenai pembuangan air limbah, Grossi mengatakan "transparansi penuh" satu-satunya penawar dalam proses ini, dan menambahkan bahwa IAEA akan membagikan data ilmiah dengan negara-negara untuk "meningkatkan pemahaman".
Baca juga: China tuntut Jepang terapkan kompensasi atas air limbah PLTN Fukushima

Sementara dalam pertemuannya dengan Sekretaris Kabinet Jepang Hayashi Yoshimasa sebagai bagian dari kunjungannya ke Tokyo, Grossi setuju untuk melanjutkan kerjasama bilateral tentang penilaian air limbah radioaktif.

Yoshimasa, pada bagiannya, mencatat bahwa mereka "menganggap penting" bahwa IAEA mengawasi pembuangan air limbah, dan bahwa Jepang "ingin terus bekerja sama" dengan organisasi internasional tersebut "sampai tetes terakhir dibuang."

Delegasi pimpinan Grossi akan mengunjungi PLTN Daiichi di Fukushima pekan ini untuk melakukan peninjauan di tempat.

Menurut operator PLTN Tokyo Electric Power (TEPCO), fase keempat pembuangan air limbah olahan telah dimulai bulan lalu, sementara fase pertama selesai pada 24 Agustus hingga 11 September, fase kedua pada 5-23 Oktober, dan ketiga pada 2-20 November tahun lalu.

Melalui proses pembuangan air limbah empat tahap, total 31.200 ton air limbah akan dibuang dari PLTN pada akhir bulan ini.
Baca juga: China kecam Jepang karena buang lagi air olahan PLTN Fukushima

TEPCO mulai membuang air limbah radioaktif dari pembangkit listrik pada Agustus 2023. Air limbah dibuang sejauh 1 kilometer di lepas pantai melalui terowongan bawah laut.

Zat radioaktif yang terbentuk dalam air murni, yang berfungsi untuk mendinginkan reaktor di pembangkit listrik, telah terurai, kecuali tritium yang melalui Sistem Pemrosesan Cairan Tingkat Lanjut.

Dalam laporan akhirnya pada Juli 2023, IAEA menyatakan bahwa rencana pembuangan air limbah Jepang telah sesuai dengan standar keselamatan.

Pelelehan nuklir yang disebabkan oleh gempa bumi bermagnitudo 9 dan tsunami setelahnya di Jepang pada 2011 pada reaktor pembangkit listrik telah dilepaskan ke udara sehingga area di sekitar pembangkit listrik ditetapkan sebagai zona evakuasi.

Baca juga: Jepang peringati 13 tahun gempa-tsunami yang memicu bencana nuklir

Sumber: Anadolu

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024