Tahun depan, pasokan gedung baru di CBD tidak akan mengalami kenaikan"
Jakarta (ANTARA News) - Permintaan properti sektor perkantoran di wilayah DKI Jakarta dinilai melambat dalam tahun ini meski pasokan terhadap sejumlah bangunan perkantoran baru masih tetap tinggi.

"Untuk permintaan ruang kantor di CBD (sentra bisnis) Jakarta, permintaan pasar melambat," kata Head of Research Jones Lang LaSalle Indonesia (konsultan properti) Anton Sitorus dalam pemaparan media untuk kuartal III properti di Jakarta, Kamis.

Namun, meski permintaan melambat, menurut Anton, tingkat penyerapan pada kuartal III untuk perkantoran masih mencapai 61.000 meter persegi yang dapat dikatakan sebagai angka yang masih tergolong cukup tinggi.

Sedangkan dalam rentang Januari--September 2013, penyerapan ruang kantor di kawasan sentra bisnis Jakarta mencapai sekitar 275.000 meter persegi.

"Kami perkirakan sampai Desember atau akhir tahun 2013 ini, jumlah permintaan ruang kantor kurang lebih sama atau cenderung lebih rendah dari tahun lalu," ujarnya.

Untuk pasokan, ia mengemukakan bahwa pada periode Januari--September 2013, terdapat lebih dari 290.000 meter persegi pasokan baru yang masuk ke pasar.

Jumlah tersebut, ucap Anton, diperkirakan bakal melebihi pasokan tertinggi yang pernah dicapai pada periode tahun 2008 sebelum dampak krisis global dahulu.

"Tahun depan, pasokan gedung baru di CBD tidak akan mengalami kenaikan," katanya.

Ia juga mengatakan, kenaikan harga sewa ruang kantor terjadi sebanyak 2 persen dalam kuartal III dibandingkan dengan kuartal sebelumnya akibat dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Apalagi, ujar Anton, pada bulan Agustus 2013 lalu terjadi depresiasi rupiah yang sangat tinggi sehingga sangat berdampak kepada pembayaran uang sewa yang menggunakan dolar AS tersebut.

"Kenaikan ini lebih disebabkan fluktuasi nilai rupiah," ucapnya.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013