Haikou (ANTARA) - Akademi Ilmu Pertanian China (Chinese Academy of Agricultural Sciences/CAAS) mengonfirmasikan peluncuran sebuah platform pemuliaan cerdas (intelligent breeding) untuk pemrosesan data pemuliaan.

Dikembangkan bersama oleh Institut Penelitian Nanfan Nasional (Sanya) yang berbasis di Hainan, Institut Ilmu Tanaman (Institute of Crop Sciences) di bawah naungan CAAS, dan Akademi DAMO Alibaba, platform tersebut memiliki kapasitas, kecepatan, dan keamanan data yang terdepan di dunia.

Platform itu telah merealisasikan integrasi seluruh proses pemuliaan, termasuk analisis dan manajemen data pemuliaan, optimasi dan akselerasi model yang besar dan daya komputasi yang besar, identifikasi induk yang sesuai, serta prediksi varietas unggul melalui algoritme kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

Analisis data dengan throughput tinggi yang digunakan dalam proses pemuliaan membutuhkan daya komputasi yang sangat besar, teknologi pemodelan, keterampilan pengoperasian baris perintah (command line) yang rumit, dan berbagai perangkat. Hal itu menyulitkan para peneliti dalam proses pengoperasian.

Oleh karena itu, pengembangan platform komputasi ber-throughput tinggi yang memiliki fungsionalitas yang kaya, menampilkan antarmuka pengoperasian yang mudah, serta mengandalkan layanan cloud dan AI untuk pemuliaan terpresisi menjadi sebuah prioritas.

Platform yang baru saja diluncurkan tersebut menawarkan fitur-fitur penting, seperti manajemen informasi sumber daya plasma nutfah, desain dan simulasi percobaan pemuliaan, penyimpanan data omics pemuliaan massal, analisis data dengan throughput tinggi, dan pengambilan keputusan pemuliaan cerdas.

Platform tersebut mendukung integrasi dan penggalian mendalam terhadap informasi omics dan data informasi fenotipe skala besar, kata CAAS.

Berdasarkan algoritme keputusan pemuliaan yang dikembangkan secara mandiri, platform tersebut dapat memprediksi secara akurat sifat-sifat tanaman dan mengidentifikasi genotipe unggul, yang akan meningkatkan akurasi dan efisiensi pemuliaan varietas.

Platform tersebut juga menggunakan algoritme AI untuk mengelola, menjadwalkan, dan menganalisis mahadata (big data) pemuliaan secara efisien, sedangkan kecepatan pengoperasian proses ini telah sangat meningkat.

Hingga saat ini, para pemulia dari 23 unit penelitian di seluruh dunia telah menggunakan platform itu, ungkap CAAS.

Platform tersebut menggabungkan data pemuliaan tanaman yang masif dengan algoritme mahadata canggih, sehingga memberikan opsi baru untuk pemuliaan cerdas, ujar Qian Qian, seorang akademisi dari Akademi Ilmu Pengetahuan China.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024