Kenaikan harga cabai merah di Sumbar ini, karena suplai cabai lokal yang berkurang.
Padang (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Barat (Sumbar) menjelaskan penyebab lonjakan harga cabai merah keriting di provinsi ini yang menyentuh Rp150.000 per kilogram.

"Kenaikan harga cabai merah di Sumbar ini, karena suplai cabai lokal yang berkurang," kata Kepala BI Perwakilan Sumbar Endang Kurnia Saputra, di Padang, Jumat.

Dengan berkurangnya pasokan cabai lokal, pedagang memasok cabai merah dari Aceh, Sumatera Utara, Kerinci hingga Jawa Tengah. Di saat bersamaan harga cabai di empat daerah itu juga sudah tinggi.

Kemudian kenaikan harga cabai juga dipengaruhi besarnya biaya angkut dari luar provinsi ke Ranah Minang. Otomatis, harga penjualan di tingkat pedagang menjadi naik cukup drastis.

Kemudian di saat bersamaan permintaan cabai merah keriting juga meningkat saat bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah. Bahkan, BI menemukan adanya masyarakat yang memborong dalam jumlah besar.

"Mereka sengaja memborong, karena khawatir harga cabai makin meningkat," ujarnya pula.

Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah telah menginstruksikan dan mengingatkan setiap kepala daerah di provinsi tersebut untuk menjamin ketersediaan pasokan kebutuhan pokok menjelang bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah.

Selain itu, mantan Wali Kota Padang tersebut juga mengantisipasi beberapa daerah seperti Kabupaten Pasaman Barat dan Kabupaten Pasaman yang rawan longsor terkait dengan kelancaran distribusi kebutuhan pokok selama Ramadhan.

Khusus Kota Bukittinggi dan Kota Padang, Gubernur mengatakan koordinasi dua kepala daerah tersebut dengan daerah penyuplai kebutuhan pokok sangat penting untuk menjamin pasokan tercukupi selama bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri. Apalagi dua daerah itu penyumbang inflasi terbesar di Ranah Minang.
Baca juga: Sumbar siapkan sejumlah upaya tekan harga cabai
Baca juga: Gubernur Sumbar fokus tangani harga cabai untuk kendalikan inflasi

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024