Depok (ANTARA) - Pengajar tetap Vokasi Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati, yang menjadi pengamat ahli independen Pilpres Rusia 2024, menggambarkan bahwa hari kedua pemungutan suara di kota Naberezhnye Chelny serta Almetyevsk berlangsung meriah.

Pemilihan yang berlangsung selama 15-17 Maret itu, ujarnya menghadirkan beragam festival di tempat-tempat pemungutan suara, termasuk di sekolah.

"Ada bazar, perlombaan oleh anak-anak, hingga panggung yang diisi oleh anak-anak yang menyanyi dan berdansa," kata Devie  dalam keterangannya, Minggu.

Masyarakat juga ujarnya, dimanjakan pemerintah dengan akses gratis ke berbagai tempat, seperti museum, fasilitas olahraga, pertunjukan, dan hingga diskon pembelian bahan bakar.

"Di beberapa TPS sudah menggunakan mesin otomatis untuk melakukan scan surat suara, sehingga dapat diketahui dengan cepat jumlah kertas suara yang masuk," katanya.

Devie mengatakan Rusia juga membuka peluang siapa pun, bukan hanya perwakilan partai politik, untuk menjadi saksi pemilu dari mulai pukul 08.00 hingga TPS di tutup pukul 20.00 waktu setempat.

Pemerintah juga menyediakan Public Surveillance Center, yang memungkinkan masyarakat mengawasi jalannya pemilihan di setiap TPS di kota mereka.
 
Pemerintah juga mengundang para relawan untuk berada di situation center, posko penerima pengaduan, yang kemudian akan melakukan tindak lanjut berbagai aduan yang masuk dengan menyertakan para ahli yang mengevaluasi laporan, kata Devi. 

"Komputer di Situation Center, akan memperlihatkan mana wilayah dengan warna merah, yang berarti ada aduan pelanggaran, sedangkan yang hijau artinya berjalan lancar,” seru Devie yang juga menjabat sebagai communication advisor Folks Studio.

"Ada total kurang lebih 500 pengamat ahli independen dari 50 negara yang mengawasi jalannya pemilu presiden ini. Saya bertugas bersama ahli dari Bangladesh, Guatemala, Republik Dominika, Spanyol dan Tanzania," katanya. 

Pemilihan Presiden Rusia 2024 berlangsung selama tiga hari, dimulai pada Jumat (15/3). Pemenangnya akan dilantik pada 7 Mei.

Presiden Vladimir Putin disebut-sebut sebagai kandidat terkuat pada pilpres ini. Jika terpilih kembali, ia akan menjabat selama enam tahun ke depan. 

Baca juga: Akademisi UI jadi pengamat ahli independen Pilpres Rusia

Baca juga: Moskow klaim AS ingin ikut campur dalam pilpres Rusia


 

Putin: Ekonomi Rusia 2023 ungguli negara-negara G7

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024