Jakarta (ANTARA News) - Tiga anggota Fraksi PKS DPR RI berangkat ke Lebanon dan dalam menjalankan misi kemanusiaan tersebut, mereka akan menyampaikan bantuan kemanusiaan senilai Rp3,5 miliar untuk korban konflik di kawasan Timur Tengah itu. "Namun kawan-kawan kita ke sana tidak mengatasnamakan PKS sekalipun mereka anggota DPR dari Fraksi PKS. Pak Suripto, Hasan Ishak dan Suryama itu berangkat dalam konteks sebagai pimpinan Komite Nasional untuk Rakyat Palestina dan Lebanon," kata Ketua MPR Hidayat Nurwahid di Jakarta, Senin. Dia mengakui, mereka mereka dari unsur PKS dan tentunya dari partai-partai lain juga terlibat dalam komite ini. Selain itu juga melibatkan relawan kemanusian dari beragam organisasi. Diharapkan ini bisa mewakili rakyat Indonesia untuk memberikan dukungan nyata. Hanya saja, memang bukan dalam bentuk jihad militer tapi dalam bentuk dukungan kemanusiaan. Itu sangat pararel dengan apa yang diinginkan oleh warga dunia dan juga sikap dari pemerintah Indonesia. "Kita berharap bahwa mereka bisa melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan jaminan keamanan dari pihak Lwbanon. Pihak Lebanon juga sangat merespon kehadiran mereka. Diharapkan ini menjadi kanalisasi dari keinginan dari rekan-rekan kita yang akan berangkat ke sana," katanya. Ketika ditanya apakah ada keinginan untuk bertemu dengan Pemimpin Hisbullah Syeh Husein Nasrallah, Nurwahid menyatkan hal itu bisa saja terjadi. "Hanya saja, saya kira itu sangat dinamis di lapangan. Kita lihat saja bagaimana perkembangan di lapangan. Karena itu tidak bisa dikatakan sekarang, pasti ada beragam upaya untuk itu. Paling tidak teman-teman akan berupaya maksimal untuk menyampaikan aspirasi rakyat Indonesia bahwa kita bukan hanya demo saja tapi akan memberikan secara langsung," katanya. Tim ini akan memberikan bantuan langsung dalam bentuk uang mendekati Rp3,5 miliar. "Dan ini mudah-mudahan mengigatkan saudara-saudara kita di sekitar Lebanon dan Palestina yang sangat kaya raya itu bahwa Indonesia yang lagi susah, hutang luar negeri sangat besar dan rakyatnya juga sedang menghadapi masalah dalam negeri, masih punya kepedulian untuk membantu saudara-saudara kita di sana," katanya. "Tentu kita berharap saudara-saudara kita yang berada di masyarakat mengumpulkan dana yang lebih banyak lagi untuk kepentingan kemanusian di Palestina dan Lebanon," katanya. Mengenai penyelesaian konflik, Nurwahid berpendapat, Presiden perlu terus menjalin kontak dengan PBB dan Liga Arab untuk mengakhiri konflik itu. "Saya kira lebih efektif kalau pemerintah langsung berkomunikasi lebih intensif. Kalau Presiden melakukan komunikasi dengan Sekjen PBB, Sekjen Liga Arab dan Presiden Bush tentu berdampak yang lebih kuat untuk menghadirkan solusi yang adil dalam konflik di Lebanon," katanya Mengenai resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB 1701, Nurwahid menyatakan, resolusi itu sama sekali tidak menyebutkan bagaimana cara menyelesaikan kasus di Palestina. Di Palestina, Israel pun menghancurkan gedung-gedung milik pemerintah, perumahan rakyat, membunuh rakyat sipil dan lebih jahat lagi dalam penegakkan demokrasi. Bahkan Israel telah menculik belasan anggota parlemen Palestina, beberapa menteri dan ketua parlemen Palestina pun diculik. "Karena itu saya mengutuk dengan tegas perilaku dari Israel yang menculik anggota dewan dan ketua parlemen itu," katanya. Pihak AS harusnya membuka matanya bahwa ketika Israel itu selalu didukung, dibela tanpa reserve. Ternyata mereka mematikan proses demokrasi yang sedang berlaku di Palestina. (*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006