Kalau berdasarkan data terakhir di GLOBOCAN tahun 2020 jumlah penderita kasus baru kanker ginjal sekitar 2.600 sampai 2.800 orang
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis urologi Rumah Sakit Kanker Dharmais dr. Rachmat Budi Santoso menyebutkan skrining penting guna mencegah kanker ginjal agar tidak berlanjut ke stadium yang lebih parah.

Rachmat menyebutkan bahwa kanker ginjal pada stadium awalnya biasanya tidak menimbulkan gejala, bahwa biasa orang yang kanker ginjalnya ketahuan pada stadium 1, adalah karena mereka datang ke dokter untuk berobat penyakit lain, dan tidak sengaja ditemukan dokter itu.

"Kalau berdasarkan data terakhir di GLOBOCAN tahun 2020 jumlah penderita kasus baru kanker ginjal sekitar 2.600 sampai 2.800 orang. Nah, permasalahannya adalah biasanya datangnya sudah telat. Akibatnya dari 2.600 atau 2.800 kasus baru ini, 1.400 pasien kemudian meninggal," ujarnya dalam webinar "Waspada Kanker Ginjal" yang disiarkan di kanal YouTube resmi RSK Dharmais di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan bahwa pada stadium yang sudah agak lanjut, ada gejala-gejala seperti kencing berdarah, benjolan di punggung, atau bahkan sampai ke perut, serta nyeri pinggang. Adapun kencing berdarah itu, katanya, tidak selalu terlihat oleh mata, dan darah yang keluar bisa berukuran mikroskopik.

Baca juga: Dokter: Masalah emosional salah satu faktor risiko kanker ginjal

Dia menambahkan ada juga gejala-gejala lain yang sering tidak diketahui, contohnya tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, anemia, atau penurunan berat badan yang cukup drastis.

Menurutnya, cek kesehatan sebaiknya sekali dalam dua atau tiga tahun, dan apabila mampu setahun sekali. Jenis-jenis skrining yang dapat diambil untuk mendeteksi kanker ginjal adalah pemeriksaan urin, pemeriksaan hemoglobin, serta USG.

Dia menilai bahwa ginjal adalah organ kedua terpenting setelah jantung dalam hal sirkulasi darah, karena ginjal berfungsi mencuci darah yang kotor, menjaga keseimbangan elektrolit, serta mengatur tekanan darah.

Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan bahwa setiap orang memiliki kebutuhan cairan yang berbeda-beda yang harus dipenuhi guna menjaga kemampuan filtrasi ginjal.

Namun, ujarnya, minimal mereka mengonsumsi satu setengah hingga dua liter cairan. Hal itu untuk kompensasi cairan tubuh, karena sebanyak 600 ml dikeluarkan dalam bentuk keringat, dan sisanya saat buang air besar atau kecil.

Dokter itu menilai setiap orang punya risiko terkena kanker, baik kanker ginjal maupun kanker lainnya. Oleh karena itu, untuk mencegahnya, keseimbangan antara kesehatan fisik dan mental perlu dijaga, misalnya dengan olahraga, istirahat yang cukup, tidak merokok, serta melakukan meditasi dan yoga.

Baca juga: Kista ginjal bersifat jinak, bukan kanker
Baca juga: Ada risiko kambuh usai pasien kanker ginjal dioperasi 

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024