kategori sedang yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia atau hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika
Jakarta (ANTARA) - Kualitas udara di Jakarta pada pagi ini masuk kategori sedang atau membaik dari sebelumnya, yakni menempati peringkat 70 besar dari kota dengan udara buruk di dunia.
 
Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada pukul 06.50 WIB, indeks kualitas udara (AQI)  di Jakarta berada di urutan ke-61 dengan angka PM2.5  di posisi 59 serta nilai konsentrasi 15,9 mikrogram per meter kubik.

Kualitas udara PM2.5 pada kisaran 51-100 menunjukkan kategori sedang yakni kualitas udaranya yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia atau hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan mempengaruhi nilai estetika.
 
Sedangkan kategori tidak sehat apabila PM2.5 berada di kisaran101-200 yang berarti memiliki pengaruh bagi kelompok sensitif serta merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan maupun nilai estetika.
 
Lalu, kategori sehat pada rentang 0-50 yang berarti tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika.
 
Kemudian, kategori sangat tidak sehat apabila PM2,5 berada pada rentang 201-300 atau kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpapar. Terakhir, berbahaya di atas 300 yang memiliki arti kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan serta memiliki masalah serius pada populasi.
 
Kota yang juga masuk dalam kategori kualitas udara sedang di atas Jakarta mulai dari urutan tujuh belas sampai empat puluh yaitu Zagreb, Kroasia di urutan tujuh belas dengan angka 99, lalu urutan delapan belas Wuhan, Cina di angka 99, urutan sembilan belas Bangkok, Thailand di angka 95, urutan dua puluh Beograd, Serbia di angka 93, urutan dua puluh satu Milan, Itali di angka 92.
 
Lalu urutan dua puluh dua Kinshasa, Kongo-Kinshasa di angka 91, urutan dua puluh tiga Seoul, Korea Selatan di angka 91, urutan dua puluh empat Cairo City, Mesir di angka 90, urutan dua puluh lima Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina di angka 88, urutan dua puluh enam Tel Aviv-Yafo, Israel di angka 85, urutan dua puluh tujuh Dubai, Uni Emirat Arab di angka 80.
 
Urutan dua puluh delapan Hangzhou, Cina di angka 79, urutan dua puluh sembilan Riyadh, Arab Saudi di angka 78, urutan tiga puluh Aljir, Algeria di angka 78, urutan tiga puluh satu Mexico City, Mexico di angka 78, urutan tiga puluh dua Chongqing, Cina di angka 78, urutan tiga puluh tiga Incheon, Korea Selatan di angka 78, urutan tiga puluh emoat Kota Taipei, Taiwan di angka 74.
 
Urutan tiga puluh lima Phnom Penh, Kamboja di angka 73, urutan tiga puluh enam Kaohsiung, Taiwan di angka 73, urutan tiga puluh tujuh Manama, Bahrain di angka 72, urutan tiga puluh delapan Kuwait City, Kuwait di angka 72, urutan tiga puluh sembilan Doha, Qatar di angka 72, urutan empat puluh Lima, Peru di angka 72, urutan empat puluh satu Krakow, Polandia di angka 71.
 
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono sebelumnya menerbitkan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 593 Tahun 2023 tentang Satuan Tugas Pengendalian Pencemaran Udara sebagai kebijakan untuk mempercepat penanganan polusi udara.
 
Kemudian, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menambah sembilan stasiun pemantauan kualitas udara (SPKU) di wilayahnya sebagai upaya mempercepat penanganan polusi udara pada 2024.
 
Kehadiran sembilan SPKU baru ini diharapkan bisa memberikan data kualitas udara yang lebih maksimal dan bisa menjadi rujukan utama semua pihak. Lalu, pada 2025 mendatang Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan jumlah SPKU di wilayah Jakarta sebanyak 25 alat.
 
Agar penerapannya maksimal, penyebaran SPKU di seluruh wilayah Jakarta ini juga didukung dengan regulasi lain yang bisa menaikkan kualitas udara Jakarta, salah satunya melalui zona rendah emisi.
Baca juga: Pemkot ajak masyarakat jaga udara dengan gunakan kendaraan layak jalan
Baca juga: DLH DKI kenalkan program baru guna jaga kualitas udara Jakarta
Baca juga: DKI kemarin, penggunaan kendaraan listrik hingga pungli di Rutan KPK

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024