Kairo (ANTARA) - "Lentera Ramadan" buatan China yang berbentuk menyerupai mainan dengan lampu LED dan rekaman lagu-lagu Arab, serta beragam mainan anak-anak serupa, sangat populer di Mesir saat bulan suci Ramadan setelah banyak orang membelinya sebagai hadiah untuk anak-anak.

Mostafa Mamdouh, seorang pramuniaga di sebuah toko yang menjual mainan dan barang-barang rumah tangga di Kairo, ibu kota Mesir, mengatakan kepada Xinhua bahwa "produk-produk China dikenal dengan harganya yang terjangkau dan ragamnya. Produk-produk itu memenuhi kebutuhan berbagai segmen pelanggan Mesir."

"Lentera dan mainan yang menggunakan baterai, serta strip LED dekoratif dan dekorasi dengan desain teknik seni menggunting kertas (paper-cutting), merupakan beberapa produk China yang paling populer selama Ramadan," ujarnya.
 
      Beragam mainan anak-anak dan "lentera Ramadhan" buatan China terpanjang di luar sebuah toko di Kairo, Mesir, pada 16 Maret 2024. (XinhuaAhmed Gomaa)

Lentera hias yang lebih besar dan dekorasi dengan teknik paper-cutting digunakan untuk menerangi rumah, jalan, dan toko selama bulan yang istimewa bagi umat Muslim ini.

Manal Mohamed (37), seorang ibu rumah tangga, mengatakan bahwa dia membeli lentera warna-warni yang dapat berputar untuk diletakkan di sudut ruang tamu rumahnya sebagai hiasan.

"Saya juga membeli mainan untuk keponakan saya yang masih kecil. Produk-produk menarik ini menambah suasana sukacita di bulan Ramadan," tambahnya, seraya menyatakan bahwa semua produk-produk itu buatan China.
 
  Seorang pria menjual mainan anak-anak buatan China di Kairo, Mesir, pada 16 Maret 2024. (XinhuaAhmed Gomaa)

Lentera Ramadan, atau "fanoos" dalam bahasa Arab, pertama kali diciptakan di Mesir pada masa kekhalifahan Fatimiyah ratusan tahun silam untuk menerangi jalan-jalan yang gelap, dan kemudian menjadi mainan tradisional anak-anak untuk bermain di luar ruangan pada malam hari saat bulan Ramadan.

Dalam beberapa tahun terakhir, Mesir harus berjuang keras menekan laju kenaikan inflasi yang mencapai 35,7 persen pada Februari dibandingkan dengan 29,8 persen pada Januari, di tengah kenaikan harga dan kelangkaan mata uang Hard Currency yang dibutuhkan untuk impor.

Dengan upaya pemerintah untuk mengurangi impor, produsen Mesir mulai memproduksi lentera Ramadan berbentuk ornamen yang dulunya diimpor dari China. Namun, bentuk-bentuk baru lentera dan mainan Ramadan yang berwarna-warni, terang, dioperasikan dengan baterai, dapat bergerak, dan dapat berbicara yang ada di pasar Mesir sebagian besar buatan China.

"Produk China ditandai dengan teknologi manufaktur yang lebih maju dan hasil akhir yang lebih apik," ujar Mohamed Hassan, yang menjabat wakil sekretaris divisi alat tulis dan mainan anak-anak di Kamar Dagang Kairo.

Dirinya mengharapkan kerja sama di masa depan dengan mitra-mitra China di bidang produksi mainan anak-anak, seiring dengan hubungan yang terus berkembang antara Kairo dan Beijing. "Ini akan membantu transfer teknologi canggih China yang relevan ke Mesir."
 
  Dua orang wanita berfoto selfie dengan latar lampion tradisional menjelang Ramadan di sebuah pasar di Kairo, Mesir, pada 6 Maret 2024. (Xinhua/Ahmed Gomaa) 

China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Mesir. Pada 2023, volume pertukaran perdagangan antara kedua negara mencapai sekitar 15,8 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.712), menurut data resmi China.

Lentera dan mainan Ramadan bukanlah satu-satunya produk buatan China yang populer di Mesir, mengingat pasar Mesir dipenuhi dengan ponsel beserta aksesorinya, peralatan rumah tangga, kebutuhan rumah tangga, dan berbagai produk lainnya yang semuanya diimpor dari China.

"Sebagian besar aksesori ponsel, seperti casing, pelindung layar, headphone, dan pengisi daya berasal dari China, sementara merek ponsel China juga telah mendapatkan popularitas di Mesir," kata Mohamed Samir, seorang penjual berpengalaman di sebuah toko ponsel di Giza, kepada Xinhua.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024