Untuk menangani isu pelindungan konsumen sektor jasa keuangan dan mendorong pemerataan literasi dan inklusi keuangan, OJK juga mendorong program literasi dan inklusi keuangan secara masif baik secara tatap muka (offline) maupun daring (online) melalu
Batam (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kepulauan Riau meningkatkan kolaborasi dan sinergi bersama pemerintah daerah, lembaga jasa keuangan dan seluruh masyarakat di wilayah setempat dalam mewujudkan penyelenggaraan sektor jasa keuangan di Kepulauan Riau yang sehat dan bertumbuh.

Kepala OJK Kepri Rony Ukurta Barus dalam keterangan di Batam, Rabu, mengatakan, beberapa pencapaian program OJK Kepri bekerja sama dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) sampai dengan akhir 2023, di antaranya optimalisasi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebanyak 26.673 debitur dengan total jumlah penyaluran kredit sebesar Rp1,7 miliar, optimalisasi penyaluran Kredit Ultra Mikro (Umi) sebanyak 9.744 debitur dengan total jumlah penyaluran kredit sebesar Rp47,63 miliar.

Kemudian optimalisasi penyaluran kredit subsidi suku bunga 0 persen atau Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (KPMR) sebanyak 1.108 debitur dengan total jumlah penyaluran kredit sebesar Rp20,87 miliar, akselerasi program KEJAR (satu rekening satu pelajar) sebanyak 315.094 rekening dengan total simpanan/tabungan sebesar Rp100,38 miliar.

Selanjutnya, optimalisasi Laku Pandai, 8.092 agen dengan total tabungan sebesar Rp5,082 miliar, pelaksanaan bussines matching, telah dilakukan 15 kegiatan yang melibatkan 1.954 peserta/UMKM, serta peningkatan literasi keuangan untuk produk investasi (pasar modal, tabungan emas serta produk lainnya) untuk menghindari masyarakat dari investasi bodong.

"Dari sisi edukasi dan perlindungan konsumen, sejak Januari 2024 Kantor OJK Kepri menerima 387 layanan konsumen, dengan rincian sebanyak 25 pengaduan konsumen, 20 informasi dan 342 pertanyaan," kata Rony.

Ia menjelaskan dari 186 pengaduan konsumen, pengaduan konsumen dari perbankan sebanyak 16 pengaduan (64 persen), sebanyak 5 pengaduan dari perusahaan pembiayaan (20 persen), serta sebanyak 4 pengaduan dari perusahaan fintech (16 persen).

"Dari jumlah di atas, sebanyak 14 dengan status selesai, 7 menunggu tanggapan konsumen, 3 dalam penanganan PUJK serta 1 menunggu info konsumen," ujar dia.

Rony menyampaikan sampai dengan akhir Januari 2024 Kantor OJK Kepri juga memberikan layanan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) sebanyak 514 layanan, baik secara online sebanyak 324 layanan maupun yang walk in sebanyak 190 layanan.

"Untuk menangani isu pelindungan konsumen sektor jasa keuangan dan mendorong pemerataan literasi dan inklusi keuangan, OJK juga mendorong program literasi dan inklusi keuangan secara masif baik secara tatap muka (offline) maupun daring (online) melalui Learning Management System (LMS) dan media sosial," kata dia.

Selain itu, sejak Januari 2022 hingga akhir Desember 2023, OJK Kepri telah melaksanakan 75 kegiatan edukasi keuangan yang menjangkau sekitar 9.433 peserta.

Kegiatan edukasi tersebut dilakukan di beberapa kabupaten/kota di seluruh Provinsi Kepri, yaitu sebanyak 46 kegiatan dilaksanakan di Kota Batam, 15 kegiatan dilaksanakan di Kabupaten Karimun, 6 kegiatan dilaksanakan di Kota Tanjungpinang, 3 kegiatan dilaksanakan di Kabupaten Anambas, masing-masing 2 kegiatan dilaksanakan di Kabupaten Bintan dan Kabupaten Lingga, serta 1 kegiatan dilaksanakan di Kabupaten Natuna.

Baca juga: Pasar modal di Kepri tumbuh menjadi 185.796 investor
Baca juga: OJK selesaikan 115 perkara tindak pidana sektor jasa keuangan
Baca juga: OJK sosialisasi tindak pidana sektor jasa keuangan di Kepri
Baca juga: OJK Kepri minta LJK evaluasi perkembangan ekonomi antisipasi resesi

 

Pewarta: Jessica Allifia Jaya Hidayat
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024