Jakarta (ANTARA) -
Massa penolak hasil rekapitulasi Pemilu 2024, mulai melakukan aksi membakar sampah di depan gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.
 
Informasi yang dihimpun oleh ANTARA di lapangan menyebutkan, api mulai berkobar seusai mereka menyelesaikan ibadah Shalat Maghrib.

Api juga terlihat mulai membesar ditambah dengan angin yang cukup kencang di lokasi aksi.
 
Hingga pukul 19.23 kedua kelompok massa aksi masih bertahan di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU).

KPU hingga laporan ini dibuat pukul 19.30 WIB, belum mengumumkan hasil Pemilu 2024.

Baca juga: Massa yang menolak hasil pemilu mulai berdatangan

Sementara untuk situasi lalu lintas, jalan dari arah Kuningan yang menuju Menteng mengalami kepadatan, namun kendaraan masih dapat berjalan.
 
KPU RI menyebut rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat nasional di hari terakhir akan berlangsung ringkas.

"Jadi sebenarnya lebih simpel, lebih ringkas dan biar saja dilakukan di Panel A. Nanti akan ada ketua (KPU RI) yang langsung mimpin dan kemudian didampingi sama enam anggota KPU RI," kata Anggota KPU RI August Mellaz 

Mellaz menjelaskan, meskipun rekapitulasi untuk dua provinsi tersisa, yakni Papua Pegunungan, dan Papua tidak diadakan dalam dua panel, tetapi pembacaan formulir Model D sehingga hasinya tidak banyak.
 
"Begini, dua provinsi di Papua ini, Papua dan Papua Pegunungan kan satu dapil (daerah pemilihan) saja. Jadi hanya tiga. Bukan saya bilang hanya tiga ya, faktanya tiga Model D. Hasil, satu untuk yang Pemilu Presiden-Wakil Presiden, kedua DPR, ketiga DPD," ujarnya.

Baca juga: Aksi saling dorong terjadi antara polisi dan massa di depan Gedung DPR

Oleh sebab itu, ia mengatakan bahwa rekapitulasi pada hari terakhir tidak perlu dibuat dalam dua panel.

"Dibuat dua panel, satu panel juga tidak terlalu berdampak. Waktunya juga sampai Maghrib juga masih banyak sisa," katanya.

Pewarta: Ilham Kausar
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024