Jadi, kemarin itu kami mengusulkan agar harga tiket pesawat ini betul-betul dikontrol.
Padang (ANTARA) - Gubernur Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk menelusuri dan memanggil pihak maskapai terkait lonjakan harga tiket pesawat dari Jakarta menuju Padang.

"Hasil rekomendasi rapat tentang inflasi kemarin, Kemenhub perlu berkoordinasi dengan pihak maskapai kenapa harga tiket pesawat ke Padang saja yang tinggi," kata Mahyeldi, di Padang, Kamis.

Pada satu sisi, Gubernur Mahyeldi mengatakan, lonjakan harga tiket pesawat tersebut sekaligus juga mencerminkan tingginya minat masyarakat terutama para perantau untuk berkunjung ke Ranah Minang saat libur Lebaran.

"Jadi, kemarin itu kami mengusulkan agar harga tiket pesawat ini betul-betul dikontrol," ujar mantan Wali Kota Padang tersebut.

Menurut Gubernur Sumbar, apabila pemerintah atau pemangku kepentingan tidak mengontrol atau mengawasi lonjakan harga tiket pesawat, maka hal tersebut akan berdampak langsung pada inflasi Provinsi Sumbar pascalibur Idul Fitri.

Selain pengawasan harga tiket pesawat Pemerintah Provinsi Sumbar juga berharap Kemenhub bersama pihak maskapai mempertimbangkan penambahan penerbangan ke Ranah Minang.

Gubernur menyakini jumlah pemudik pada Idul Fitri 1445 Hijriah yang bertolak ke Padang melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM) akan meningkat drastis.

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi keterbatasan kuota dan lonjakan harga tiket yang signifikan, Gubernur Sumbar berharap pihak maskapai mempertimbangkan penambahan jumlah penerbangan atau extra flight ke Ranah Minang.

Terakhir bagi masyarakat yang tidak memungkinkan mudik lewat jalur udara atau laut, Gubernur mengimbau pemudik untuk memanfaatkan jalur darat melalui jalan tol.

"Jalur darat ini juga alternatif ketika mudik. Apalagi, dengan adanya tol perjalanan sudah semakin cepat," kata dia  pula.
Baca juga: Harga tiket mahal, pemprov Sumbar surati maskapai Garuda
Baca juga: Melihat dampak positif kenaikan harga tiket pesawat

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024