Jakarta (ANTARA) -
Peneliti Ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf R Manilet menilai aliran investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) menunggu proposal kebijakan pemerintahan baru dalam mendorong kenaikan realisasi investasi.
 
"Untuk investasi yang sifatnya fisik seperti misalnya FDI (investasi asing langsung) menurut saya ini juga akan kembali tergantung dari bagaimana proposal kebijakan pemerintahan baru untuk Mendorong kenaikan realisasi investasi," kata Yusuf kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
 
Sementara untuk investasi portofolio, beberapa investor sudah akan lebih luas dalam menyusun rencana investasi mereka.
 
Hal itu dikarenakan ketidakpastian sudah relatif lebih rendah usai pengumuman Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait presiden dan wakil presiden RI yang terpilih dalam pemilihan umum (pemilu) RI 2024.

Pada Rabu (20/3), Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengumumkan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden RI Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029.
 
Menurut Yusuf, dalam jangka pendek keluarnya hasil dari perhitungan resmi KPU tidak terlalu memberikan dampak yang signifikan terhadap perekonomian karena hasil dari pemilihan presiden dan wakil presiden itu tidak jauh berbeda dengan hasil perhitungan cepat.
 
"Secara jangka pendek sebenarnya hasil pemilihan umum ini sudah diantisipasi oleh investor terutama melihat siapa yang akan menang," tuturnya.
 
Meski demikian, ada peluang bahwa hasil dari pemilihan itu akan digugat oleh salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Sehingga, secara umum periode dari ketidakpastian pemilihan presiden itu masih terjadi meskipun ketidakpastian tersebut relatif sudah lebih kecil dibandingkan dengan kondisi sebelum hari pemilihan umum itu berlangsung.
 
 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024