Jakarta (ANTARA) -
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Marthinus Hukom mengajak seluruh pihak untuk menekan tingkat prevalensi penyalahgunaan narkotika menjadi serendah mungkin.
 
Penekanan tingkat prevalensi tersebut, kata dia, dilakukan dalam rangka menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang sehat secara fisik maupun moral dalam mewujudkan cita-cita bersama menuju Indonesia Emas pada 2045.
 
"Saya mengajak kita semua agar terus bekerja keras untuk mempertahankan keberhasilan penurunan angka prevalensi penyalahgunaan narkotika, bahkan semampunya untuk menekan tingkat prevalensi serendah mungkin," ujar Marthinus dalam acara Peringatan 22 Tahun BNN RI di Jakarta, Jumat.
 
Dalam hasil survei prevalensi penyalahgunaan narkotika 2023, ia menyebutkan angka prevalensi Indonesia menurun menjadi 1,73 persen dari 1,95 persen pada 2022. Apabila dikonversi dengan jumlah penduduk di tanah air, lanjut dia, maka jumlah penyalahgunaan narkotika tercatat setara dengan 3,3 juta orang.

Baca juga: BNN RI-PPATK memperkuat kompetensi melawan penyalahgunaan narkotika

Baca juga: BNN selidiki pemilik 4 hektare ladang ganja di Aceh Besar
 
Sementara data dari World Drug Report 2023 menunjukkan angka prevalensi penyalahgunaan narkotika dunia mencapai 5,5 persen atau sekitar 275 juta jiwa.
 
Untuk itu, Marthinus mengungkapkan penekanan angka prevalensi penyalahgunaan narkotika di Indonesia merupakan salah satu wujud nyata keberhasilan tugas dan fungsi BNN.
 
Namun, sambung dia, mengingat permasalahan narkoba bersifat multidimensi, maka pendekatan yang digunakan dalam penanganan-nya juga harus bersifat multidisipliner.
 
"Oleh karena itu, permasalahan ini tidak bisa hanya ditangani oleh BNN semata, akan tetapi perlu kerja sama dari seluruh kementerian/lembaga lain, termasuk pemerintah daerah, baik dalam aspek demand reduction maupun supply reduction," ucap dia.
 
Melalui kolaborasi dan kerja sama dengan berbagai pihak, dirinya berharap program pemberantasan serta pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika dapat lebih optimal.
 
Kolaborasi tersebut, kata Marthinus, sejalan dengan hasil musyawarah BNN tahun 2024 yang menetapkan pendekatan kolaboratif merupakan salah satu strategi yang akan dilaksanakan BNN dalam Rencana Strategis (Renstra) BNN 2025-2029.

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024