Bangkok (ANTARA) - Di Bandar Udara Suvarnabhumi Bangkok, di tengah hiruk pikuk perjalanan internasional, sejumlah taksi listrik berwarna putih nan elegan menghiasi landasan pacu dengan sentuhan modernitas.

Kendaraan-kendaraan ini, yang diproduksi oleh produsen mobil terkemuka asal China, dengan cepat menjadi ikon transportasi ramah lingkungan di bandara tersibuk di Thailand tersebut.

Bandar Udara Suvarnabhumi merupakan pintu gerbang menuju Thailand, menyambut lebih dari 50 juta wisatawan setiap tahunnya.

Menyadari kebutuhan untuk opsi perjalanan yang berkelanjutan, Airports of Thailand (AOT) bekerja sama dengan GAC Aion China untuk memperkenalkan layanan taksi listrik sejak Januari tahun ini.

Inisiatif tersebut tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengalaman penumpang, tetapi juga untuk mendorong Bandar Udara Suvarnabhumi menuju ke arah masa depan yang lebih ramah lingkungan.

Suchat (58), seorang pengemudi taksi di Bangkok, telah berkecimpung di industri taksi selama delapan tahun. Meskipun dia memiliki tujuh taksi bermesin pembakaran dalam, akuisisi taksi listrik GAC Aion baru-baru ini menandai perubahan yang signifikan dalam perjalanan Suchat di industri tersebut.

Berkaca dari pengalamannya selama dua bulan terakhir, Suchat mengungkapkan kegembiraannya dengan performa taksi listrik ini. "Taksi ini bertenaga, cepat melaju, dan memiliki ruang yang cukup luas di dalamnya, sebuah perpaduan sempurna antara kenyamanan dan fungsionalitas," ujarnya.

Suchat memaparkan bahwa keunggulan taksi listrik adalah efektivitas biaya yang luar biasa.

"Dengan taksi bermesin pembakaran tradisional, biaya bulanan untuk bahan bakar dan pemeliharaan dapat mencapai 20.000 baht Thailand (1 baht = Rp435) atau sekitar 571 dolar AS (1 dolar AS = Rp15.662). Sebaliknya, taksi listrik membutuhkan pemeliharaan yang minimal dan hanya mengandalkan pengisian daya listrik. Ini berarti pengurangan biaya yang signifikan, berkurang hampir sepertiga dalam sebulan," imbuh Suchat.   
 
   (Xinhua)


Kerati Kijmanawat, selaku presiden AOT, menekankan komitmen perusahaan tersebut untuk mempromosikan perjalanan yang berkelanjutan.

Pengenalan taksi listrik di Bandar Udara Suvarnabhumi tidak hanya merupakan respons terhadap kebijakan pemerintah, tetapi juga langkah proaktif untuk menjadikan bandara tersebut sebagai contoh kesadaran lingkungan di Thailand.

Selain mengerahkan layanan taksi listrik, AOT turut berinvestasi dalam infrastruktur untuk mendukung kendaraan listrik (electric vehicles/EV).

Sebanyak 16 pengisi daya berkapasitas 40 kilowatt dan dua pengisi daya berkapasitas 150 kilowatt telah dipasang di tempat parkir jangka panjang di bandara tersebut.

Lanskap otomotif Thailand mencatatkan lonjakan pemakaian EV, yang dipimpin oleh produsen mobil China. Pada 2023 saja, penjualan EV murni di Thailand melebihi 73.000 unit, yang juga menandai peningkatan menakjubkan sebesar 603,66 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Secara khusus, lebih dari 80 persen kendaraan itu adalah merek China, yang menandakan pergeseran besar dalam preferensi otomotif di Thailand.

Pada September 2023, GAC Aion meluncurkan model luar negeri pertamanya di Bangkok. Sebelumnya pada tahun ini, proyek pabrik GAC Aion Thailand secara resmi mulai dibangun di Kawasan Industri Rayong, Thailand timur.
 
   (Xinhua)


Ma Haiyang, selaku manajer umum di Aion (Thailand), menegaskan bahwa kolaborasi antara GAC Aion dan Thailand sejalan dengan visi negara tersebut terhadap transportasi yang ramah lingkungan.

Saat ini, Aion telah mengirimkan sekitar 1.000 taksi listrik di Thailand. Menurut rencana, penggunaan taksi listrik secara bertahap akan diperluas ke bandara-bandara lain di Thailand dan di berbagai penjuru negara itu di masa mendatang

Menurut sebuah rencana pemerintah, Thailand berencana mengubah 30 persen produksi kendaraan tahunannya, yakni sebesar 2,5 juta unit kendaraan, menjadi EV pada 2030.

Subsidi dan potongan pajak yang diluncurkan oleh Thailand telah menarik banyak produsen mobil China.

Dalam beberapa tahun terakhir, produsen EV China telah merambah transportasi umum di Thailand, dengan BYD mengekspor bus listrik dan SAIC MG menawarkan taksi listrik ke perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara tersebut.

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024