Kalau angka (US GDP) di bawah ekspektasi bagus. Artinya, penurunan suku bunga bisa jadi lebih cepat untuk menopang ekonomi
Jakarta (ANTARA) - Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus mengimbau para pelaku pasar untuk memperhatikan sentimen dari US GDP Growth Rate atau data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) kuartal IV-2023 dan sepanjang tahun 2023 yang akan rilis pada Kamis (28/03) pekan ini.

“Kalau angka (US GDP) di bawah ekspektasi bagus. Artinya, penurunan suku bunga bisa jadi lebih cepat untuk menopang ekonomi,” ujar Angga di Jakarta, Senin.

Lanjutnya, sentimen berikutnya pada pekan ini yaitu Core Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index dari AS, yang mana data utama ini dipakai bank sentral AS The Fed untuk mengukur inflasi.

“Kalau naik dibandingkan periode sebelumnya (PCE Price Index) maka bisa dikatakan gawat,” ujar Angga.

Kemudian, sentimen lain yang perlu diperhatikan pada pekan ini, yaitu personal income dan personal spending yang akan menggambarkan kondisi perekonomian AS.

“Jika income naik dan spending naik ini sama saja belum downturn. Namun jika income turun dan spending turun, ini artınya sebentar lagi downturn dan suku bunga turun,” ujar Angga.

Baca juga: IPOT luncurkan layanan chat permudah investor berbagi informasi

Baca juga: Pergerakan positif IHSG terpengaruh tiga sentimen pasar


Pada pekan sebelumnya, Angga menjelaskan sejumlah sentimen yang mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yaitu suku bunga acuan AS yang bertahan di level 5,25- 5,50 persen dan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang bertahan di level 6,00 persen.

Selain itu, juga ada sentimen dari bank sentral Jepang atau Bank of Japan (BoJ) yang menaikkan suku bunga dari minus 0,1 ke level 0- 0,1 persen karena inflasi.

"Sayangnya market tidak ada respons, Yen turun. Harusnya kalau suku bunga naik mąką demand currency naik dan ada capital inflow serta bond market kuat. Nyatanya di Jepang risk free rate (0,1 persen) belum di atas inflasi," tegasnya di Jakarta.

Kemudian, sentimen lainnya pada pekan lalu yaitu terkait harga minyak yang kembali meningkat setelah beberapa serangan drone Ukraina terhadap fasilitas energi Rusia.

“Ekspor Irak dan Saudi Arabia menurun serta ekonomi China mulai membaik dan ada tanda-tanda perbaikan demand,” ujar Angga.

Baca juga: IPOT rekomendasikan tiga saham untuk trading

Baca juga: IPOT rekomendasikan lima saham untuk perdagangan pekan ini

 

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024