Kabul (ANTARA) - Sekitar 79 persen populasi di Afghanistan kesulitan dalam mengakses air minum, menurut sebuah laporan dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Development Programme/UNDP) Afghanistan.

Laporan yang dirilis pada Jumat (22/3) itu menyatakan bahwa kondisi kekeringan yang parah, ketidakstabilan ekonomi, dan berbagai dampak mengerikan dari konflik berkepanjangan secara signifikan melemahkan infrastruktur air Afghanistan.

Krisis itu berdampak lebih besar terhadap rumah tangga yang dikepalai oleh perempuan, yang menghadapi berbagai hambatan tambahan dalam mengakses fasilitas air publik, memperparah kerentanan mereka, menurut laporan tersebut.

Wilayah Afghanistan yang dikelilingi daratan (landlocked) sedang berjuang melawan kekeringan yang semakin parah.

Pemerintah sementara Afghanistan membangun sejumlah bendungan kecil, jaringan pasokan air, dan kanal air di seluruh negara tersebut guna menambah dan menyimpan air tanah.

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024