Awan Penggerak adalah sistem berbasis server lokal dan access point yang dirilis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), sehingga tidak perlu internet yang selama ini jadi kendala utama daerah terpencil
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah guru dan tenaga kependidikan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) antusias memakai sistem Awan Penggerak untuk membantu akses materi dalam platform Merdeka Mengajar.
 
Kepala Balai Guru Penggerak Papua Barat Tuning Supriyadi mengatakan para guru mulai merasakan dukungan luas dari berbagai pihak yang selama ini dianggap kurang peduli terhadap akses informasi di daerah terpencil.
 
"Sejauh ini banyak guru yang merasa terbantu dengan kemudahan dan kepraktisan sistem Awan Penggerak," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
 
Tuning mengungkapkan banyak sekolah berkenan memfasilitasi para gurunya untuk menggunakan sistem Awan Penggerak tersebut.
 
Dia berharap seluruh guru bisa mengakses sumber informasi, mendapatkan informasi, dan bisa meningkatkan potensi melalui berbekal Awan Penggerak.

Baca juga: Pemerintah tingkatkan kompetensi digital guru di daerah 3T
 
Awan Penggerak adalah sistem berbasis server lokal dan access point yang dirilis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), sehingga tidak perlu internet yang selama ini jadi kendala utama daerah terpencil.
 
Awan Penggerak menyajikan informasi yang dikemas dalam bentuk buku bacaan elektronik, artikel, video pembelajaran, regulasi, pelatihan mandiri, dan sumber belajar lainnya.
 
Guru SMP Negeri Abud Kabupaten Tambrauw, Papua Barat Daya, Sumbo Sundoy, menuturkan Awan Penggerak sangat membantu mereka yang berada di daerah terpencil untuk mengakses materi Platform Merdeka Mengajar secara luring.
 
“Tentu ini menjadi solusi bagi kami yang mengalami kendala akses platform Merdeka Mengajar secara online,” kata Sumbo.
 
Selain membereskan persoalan internet, imbuhnya, keberadaan Awan Penggerak turut memicu berbagai aktivitas guru. Berbasis inspirasi dari materi sistem Awan Penggerak, para guru di daerah terpencil membentuk komunitas yang banyak berdiskusi tentang materi yang bermuatan kearifan dan demokrasi lokal.
 
“Ini menjadi proyek bersama komunitas guru di daerah kami untuk mengajarkan konsep Profil Pelajar Pancasila dengan memasukkan konten kearifan lokal,” kata dia.
 
Sumbo mengakui cara pandang guru juga berubah dan semakin termotivasi untuk menambah berbagai inovasi dalam proses pembelajaran di kelas, salah satunya karena keberadaan materi literasi digital dalam proses belajar mengajar di kelas.

Baca juga: EF Kids & Teens beri pelatihan guru bahasa Inggris di Labuan Bajo
 
Pada 14 Maret 2024, Kemendikbudristek merilis secara resmi sistem Awan Penggerak. Sistem itu punya empat fitur unggulan, yakni Pelatihan Mandiri tentang Kurikulum Merdeka; Asesmen Murid; Perangkat Ajar tentang rekomendasi materi pelajaran; serta Capaian Pembelajaran, Tujuan Pembelajaran, dan Alur Tujuan Pembelajaran.
 
Materi-materi platform Merdeka Mengajar di sistem Awan Penggerak sama dengan sistem berbasis daring. Sistem Awan Penggerak kini mulai diujicobakan berbagai sekolah di enam provinsi, yakni Papua Barat, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Aceh.
 
Guru SMP Negeri 2 Lolak Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, Yohannes Fandi mengungkap bahwa keberadaan Awan Penggerak membuat para guru di daerah terpencil mampu mengakses materi Kurikulum Merdeka dengan baik dan tidak tertinggal dari guru di perkotaan dengan akses internet yang baik.
 
Masing-masing guru sangat bersemangat dalam memaparkan sudah sejauh mana modul yang telah dipelajari dan bagaimana aksi nyata yang sudah dibuat.
 
“Di dalam sekolah, kami dapat berkolaborasi untuk menggunakan Awan Penggerak dalam memajukan pendidikan di sekolah,” pungkas Yohanes.

Baca juga: Platform Merdeka Mengajar jangkau guru di daerah 3T

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024