Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan masa tanam atau indeks pertanaman (IP) padi di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) mengalami peningkatan dari sebelumnya hanya sekali setahun, kini bisa meningkat hingga empat kali.

"Sekarang kita lalukan tanam, biasa di sini (Kabupaten Sigi) tanam padi satu kali setahun, sekarang menjadi dua dan tiga kali bahkan sampai empat kali,” kata Amran di Sigi, Rabu.

Amran menyampaikan hal tersebut saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengunjungi panen padi sekaligus gerakan olah tanah dan percepat tanam di hamparan persawahan yang diairi Bendung Daerah Irigasi Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulteng.

Amran dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu mengatakan masa tanam padi juga dipengaruhi jika petani melakukan panen secara manual. Apabila panen dilakukan manual maka masa tanam padi maksimal hanya bisa dua kali setahun. Sedangkan jika menggunakan alat mesin pertanian bisa mencapai tiga bahkan empat kali masa tanam.

Baca juga: Kementan bantu Rp177 miliar bagi petani terkena banjir di Jawa Tengah

"Tapi kita menggunakan mekanisasi pertanian yaitu combine harvester, traktor roda empat dan rice transplanter itu bisa tanam tiga kali setahun sehingga produktivitas dan produksi meningkat. Biayanya bisa ditekan 40 sampai 50 persen per hektare,” ujar Amran.

Kementan mencatat luas baku sawah Kabupaten Sigi sebesar 13.823 hektare. Bendung Daerah Irigasi Humbasa yang ada di daerah tersebut mampu mengairi persawahan seluas 8.000 hektare.

Amran menuturkan rencana panen padi di Kabupaten sigi pada Maret sebesar 1349 hektare dan April 1375 hektar. Sementara rencana panen padi di Kecamatan Gumbasa pada Maret-April sebesar 854 hektar. Harga gabah di petani saat ini Rp 7.000 per kg dengan biaya produksi berkisar Rp 6 sampai Rp 7 juta per hektar.

“Adapun luas hamparan panen di Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa seluas 266 hektare. Varietas padi yang dipanen yaitu Mekongga dengan produktivitasnya 6,2 ton per hektare,” kata Amran.

Baca juga: Mentan tinjau lahan persawahan terdampak banjir di Kendal

Dalam kesempatan itu, Amran juga mengatakan kunjungan Presiden Jokowi di Kabupaten Sigi salah satunya untuk melihat langsung percepatan tanam atau tanam culik, dimana selesai panen langsung melakukan olah tanah dan langsung tanam.

Kegiatan pertanian di daerah tersebut secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan mekanisasi guna meningkatkan produksi padi atau beras dalam negeri, sekaligus demi kesejahteraan petani.

“Percepatan tanam merupakan langkah kongkret untuk mengejar target tanam dalam memitigasi dampak El Nino dan meningkatkan produksi beras nasional,” kata Amran.

Presiden Jokowi didampingi Mentan Andi Amran Sulaiman mengunjungi panen padi sekaligus gerakan olah tanah dan percepat tanam di hamparan persawahan yang diairi Bendung Daerah Irigasi Gumbasa, Kabupaten Sigi.

"Saya melihat  hasil panen padi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah itu bagus, bisa 6 sampai 6,2 ton per hektare,” demikian dikatakan Presiden Jokowi pada kunjungan tersebut di lahan pertanian Desa Pandere, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tengah.

Presiden Jokowi mengapresiasi upaya Mentan Amran Sulaiman dalam meningkatkan produksi beras nasional dan menghadapi dampak El Nino melalui gerakan percepatan tanam. Percepatan tanam tersebut dengan menggunakan alat mesin pertanian modern.

“Mentan mendorong untuk dipercepat penanaman kembali. Setelah panen langsung dilakukan olah tanah menggunakan traktor, mekanisasi pertanian modern sehingga mempercepat penanaman kembali," kata Jokowi.

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024